Kreatif Menghadapi Masalah Yang Membadel
"Pernahkah Anda punya masalah yang sangat sulit diselesaikan sehingga butuh aksi berkali-kali? Bagaimana proses dan akhirnya? Di batas manakah Anda pasrah kepada Allah dan di batas manakah Anda terus berusaha agar solusi itu bisa Anda ciptakan? Tidak semua masalah memiliki solusi menurut target kita. Ada masalah yang tetap meninggalkan misteri. Misteri adalah wilayah yang oleh Tuhan tidak diizinkan untuk kita jamah seluruhnya. Hidup ini ada misterinya dan sedikit masalah yang baru terungkap. Ini di darat lho, belum lagi di laut, apalagi di langit. Saya sendiri mencoba untuk memahami masalah yang solusinya tidak ada sebagai panggilan Tuhan supaya saya bertawakal. Tawakal adalah ungkapan kesetiaan. Tawakal bukan lemah, tetapi justru kekuatan. Tawakal adalah perintah untuk para nabi dan orang-orang beriman. Tawakal adalah ruang di mana kita harus memasrahkan segala urusan kepada Yang Mahakuasa setelah kita banting tulang mengusahakannya. Tuhan menjanjikan solusi bagi orang yang bertawakal. Saya juga kerap memahaminya sebagai panggilan agar saya berdoa. Berdoa setelah berusaha adalah tahapan menuju kreativitas. Seperti yang sebelumnya saya katakan, salah satu tahapan penting untuk menjadi kreatif adalah iluminasi, suatu tahapan di mana kita mendapatkan inspirasi saat tidak memikirkan urusan itu secara serius. Sering kan kita mendapatkan ide-ide bagus saat kita tidak sedang serius memikirkan urusan itu? Masalah yang tidak kita temukan solusinya juga sering saya pahami sebagai cara Tuhan mendidik saya. Kekuatan batang pohon dihasilkan dari terpaan angin dan guyuran air hujan, serta panasnya sinar matahari. Kekuatan seseorang tidak dibangun dari kenikmatan, tetapi oleh proses mencapai kenikmatan yang di dalamnya ada dinamika kehidupan. Meski demikian, tetap saja kita dilarang pasrah, pasrah pada keadaan buruk. Jelas ini terlarang dan akan menumpulkan kreativitas. Lalu apa yang bisa kita lakukan terhadap problem yang solusinya masih buntu? Ada empat cara yang bisa kita lakukan. Cobalah Anda praktikkan. Pertama, lihat masalah itu dari berbagai sudut pandang. Datangi orang yang menurut Anda bisa diajak bicara mengenai persoalan Anda. Mintalah pendapatnya. Jangan langsung menghakimi suatu pendapat. Anda bisa mendatangi orang yang punya pengalaman teknis di lapangan, berilmu, atau memiliki spiritual yang bagus. Kedua, cobalah Anda lihat dan datangi masalah dari titik awal yang berbeda. Mungkin Anda sudah mencoba berkali-kali tapi masih gagal. Jadi cobalah dari titik yang berbeda. Munculkan atau dengarkan pendapat orang yang kontras. Ketiga, lihatlah masalah Anda dari perspektif yang berbeda. Lihat masalah dari kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. Lihatlah masalah dari perspektif dunia dan akhirat. Lihat masalah dari perspektif kepentingan pribadi dan kepentingan orang banyak, dan seterusnya. Keempat, hadapi masalah dengan motivasi baru supaya dorongannya lebih kuat. Misalnya Anda termotivasi untuk kepentingan keluarga atau masyarakat, Anda termotivasi karena ingin menyelamatkan orang banyak, dan lain-lain. Kelima, konsultasi. Bila solusinya masih buntu, mau tidak mau Anda harus meninggalkannya dulu sambil terus memikirkan jalan keluarnya. Sebaiknya konsultasikan kepada ahlinya agar Anda mendapatkan perspektif baru dari pengetahuan dan pengalamannya. Terkadang masalah yang kita definisikan bukan masalah, melainkan berkah. Ada keluarga yang harus membatalkan liburannya ke luar negeri karena anaknya sakit mendadak. Kelihatannya ini masalah, padahal bukan. Tak lama setelah mereka membatalkan rencana liburannya, mereka menerima informasi dari televisi yang memberitakan bahwa pesawat yang seharusnya membawa mereka jatuh ke tengah laut. Artinya, saat menghadapi problem yang membandel, kita perlu berkomunikasi dengan kekuatan spiritual dan iman yang ada dalam diri. Selama kita mau menerima pendidikan Tuhan, yakinlah bahwa kita akan mendapat keuntungan dari keadaan apa pun yang kita alami. Di sinilah pentingnya kreativitas batin. Hati perlu kita latih untuk kreatif. (*)
Sumber: