Ketika Ibu Kota Banten Masih Dihiasi Anak Jalanan, Mencari Pundi-pundi Rupiah di Sela Kemacetan
ANAK JALANAN: Sekelompok anak jalanan berteduh di median jalan sambil menunggu lampu merah, sementara seorang remaja memetik gitar di tengah lalu lintas padat di salah satu simpang Kota Serang pada Selasa (18/11).-Aldi Alpian Indra-Tangerang Ekspres
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang, Muhammad Ibra Gholibi, mengakui lonjakan ini. Ia dan timnya kini sedang melakukan pendataan dan penjaringan secara intensif. Pendataan itu, kata Ibra, bukan semata-mata tindakan represif. Ada tanggung jawab kemanusiaan yang harus dijalankan pemerintah.“Upaya ini bukan hanya untuk menjaga ketertiban umum dan kenyamanan warga, tetapi juga bentuk tanggung jawab sosial pemerintah terhadap kelompok rentan,” ujarnya.
“Di satu sisi, mereka menimbulkan kesemrawutan. Tapi di sisi lain, mereka tetap manusia yang butuh perhatian,” tambahnya.
Dari hasil penjaringan, sekitar 80 anak jalanan tercatat dalam beberapa bulan terakhir. Yang mengejutkan, sebagian besar dari mereka bukan warga Kota Serang.“Kalau mereka warga Kota Serang dan masih muda, kita kerja sama dengan provinsi. Ada pelatihan perbengkelan, pengelasan, dan lainnya. Untuk lansia, kita usulkan bantuan PKH dengan syarat tidak turun lagi ke jalan,” katanya.
Pemerintah juga memberi perhatian kepada anak-anak yang putus sekolah. Dinsos sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan agar mereka bisa mengikuti kejar paket. “Jadi bukan sekadar ditertibkan, tapi diberi kesempatan hidup lebih layak,” tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa Kota Serang telah memiliki Perda K3 yang salah satu poinnya melarang pemberian uang kepada anjal maupun gepeng. “Kalau terus diberi, mereka ketagihan dan enggan keluar dari jalanan,” ujarnya. (ald)
Sumber:
