SEIRING berakhirnya rangkaian turnamen BWF World Tour 2018, para pebulu tangkis pelatnas dipulangkan ke klub masing-masing. Mereka akan turun pada Kejuaraan Nasional PBSI yang mulai digelar hari ini hingga 22 Desember mendatang. Seluruh atlet pelatnas tersebut akan turun membela klub masing-masing di sektor beregu campuran divisi 1. Yakni, PB Jaya Raya, PB Djarum, Mutiara Cardinal, Sangkuriang Graha Sarana PLN, Exist, Berkat Abadi, dan PBAD. Kejurnas edisi 2016, PB Djarum sukses menyabet juara. Sekaligus merupakan gelar keempat setelah 1994, 1998, dan 2010. Saat itu, PB Djarum mengandaskan perlawanan Jaya Raya 3-0 pada partai final yang digeber di GOR Sritex Arena, Solo. Meski merupakan juara bertahan, PB Djarum tak lantas menjadi unggulan pertama. Klub asal Kudus, Jawa Tengah, tersebut merupakan unggulan kedua turnamen. Justru, Jaya Raya yang menempati unggulan teratas. Meski begitu, pelatih PB Djarum Fung Permadi tidak mau ambil pusing. Menurut dia, di dalam sebuah turnamen apapun bisa terjadi. Pelatih 50 tahun tersebut menargetkan hasil yang terbaik (juara, Red) pada turnamen berhadiah total Rp 365 juta itu. Target tersebut cukup realistis. Sebab, materi pemain PB Djarum tahun ini terbilang bertabur bintang. Sebut saja Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan, duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, hingga pasangan muda Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Fung membenarkan Owi/Butet akan tampil. "Ini menjadi momen terakhir keduanya untuk membela klub. Lagi pula, Butet yang menawarkan diri ke klub," terang mantan pemain timnas Taiwan tersebut. Sementara di kubu Jaya Raya, komposisi pemain yang bermarkas di Bintaro, Tangerang Selatan tersebut tidak kalah mentereng. Antara lain, Marcus Fernaldi Gideon, M. Rian Ardianto, Hendra Setiawan, hingga Greysia Polii. Namun, kemungkinan Marcus untuk turun di kejurnas sangat tipis. Pemain yang akrab disapa Sinyo itu mengalami cedera leher sejak menghadapi Li Junhui/Liu Yuchen di BWF World Tour Finals, Kamis (13/12) lalu. "Sebaiknya jangan turun. Lebih baik fokus pada penyembuhan cedera untuk menghadapi BWF Tour musim depan," himbau Kabidbinpres PP PBSI Susy Susanti saat ditemui usai konferensi pers Tiket.com Kejurnas 2018 di Hotel Santika Kelapa Gading, kemarin. Rian mengatakan, tampil di kompetisi level nasional menjadi bentuk balas budi dirinya terhadap klub. Dia bergabung dengan Jaya Raya sejak usia 16 tahun pada 2013. Bersama Jaya Raya, pemain 22 tahun tersebut mengasah skill hingga akhirnya masuk pelatnas setahun berselang. Pebulutangkis asal Bantul, Jogjakarta tersebut mengaku, tidak ada beban. Justru, makin bersemangat. "Cari Gengsi aja. Apalagi kalau main lawan pasangan di pelatnas," ujarnya sambil menatap Fajar Alfian lantas tertawa. Kejurnas PBSI akan dihelat di dua venue. Yakni, Britama Arena Kelapa Gading dan Gelanggang Remaja Tanjung Priok. Turnamen tersebut dibagi dalam dua kelompok umur, dewasa dan taruna. Untuk kelompok dewasa, kejurnas secara bergantian mempertandingkan nomor perorangan di tahun ganjil dan beregu pada tahun genap. Sedangkan, kelompok taruna selalu melombakan nomor perorangan. Masing-masing kelompok umur dibagi menjadi divisi 1 dan divisi 2. Ada tiga syarat peserta masuk berhak tampil di divisi 1. Memiliki kontribusi besar mengirim atlet ke pelatnas PP PBSI, juara 1 divisi 2, dan masuk peringkat 30 besar dunia. Dihitung sebulan sebelum kejurnas. (jpg/apw)
Kejurnas PBSI 2018, Momen Terakhir Owi/Butet Bela Klub
Selasa 18-12-2018,04:17 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :