Smart City Terganjal Budaya Kerja

Selasa 04-12-2018,05:38 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERPONG-Saat ini perkembangan teknologi menciptakan kemudahan informasi bagi masyarakat. Melalui sebuah aplikasi beragam informasi mengenai kota bisa diakses dengan cepat oleh masyarakat dan pemerintah melalui program bernama Kota Cerdas atau Smart City. Kota Tangsel telah menerapkan smart city sejak beberapa tahun lalu. Namun, sampai saat ini ada beberapa kendala yang dihadapi. Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, kendala yang dihadapi dalam penerapan smart city adalah kultur atau budaya kerja. "Kalau teknologi bisa dikejar dan anggaran bisa diciptkan, tapi kalau budaya kerja dalam gunakan teknologi informasi sebagai basis smart city dan ini harus segera dilakukan perubahan," ujarnya, kepada Tangerang Ekspres seusai menghadiri acara hambatan dan tantangan program smary city Tangsel oleh Dinas Kominfo Tangsel di Tandon Ciater, Senin (3/12). Benyamin menambahkan, saat ini Tangsel sudah menerapkan ratusan aplikasi dalam pelayaan masyarakat. Ia mencontohkan, di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP ) ada 112 aplikasi yang digunakan. Aplikasi tersebut semua aktif dan bisa digunakan. Namun, ia tidak tahu sejauh mana memberikan dampak positif bagi masyarakat. "Apakah aplikasi ini memberikan dampak ekonomi, sosial dan memudahkan masyarakat saya tidak tahu dan ini harus diukur," tambahnya. Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menjelaskan, dari ratusan aplikasi yang ada Siaran Tangsel merupakan yang paling banyak digunakan, yakni 100 laporan tiap bulan. Masyarakat banyak menggunakan aplikasi tersebut untuk melaporkan masalah sampah, penerangan jalan umum (PJU), jalan rusak, kemacetan dan lainnya. Masih menurutnya, Pemkot Tangsel memiliki target tercapai semua smart city pada 2021 dan akan memiliki master plan smart city. Langkah yang dilakukan untuk menuju smart city, kata Pak Ben, banyak yang harus disiapkan. Seperti menyiapkan infrastruktur, wifi, kamera pengawas atau CCTV dengan commend room dan lainnya. "Juga menyosialisasikan dan melibatkan masyarakat serta ahlinya. Saat ini kita baru punya 100 CCTV yang ada di taman kota, perempatan dan ke depan masjid, sekolah juga akan dipasang," tuturnya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Kominfo Kota Tangsel Fuad mengatakan, Hambatan dan Tantangan Program Smary City Tangsel tersebut dilakukan untuk menyosialisasikan master plan smart city Tangsel, menggali informasi dan masukan dari stakeholder yang ada di Tangsel. "Masukan ini diharap bisa memperkaya konsep dan implementasi smart city di Tangsel," ujarnya. Fuad menambahkan, konsep smart city di Tangsel saat ini sudah berjalan dengan baik dan beberapa program sudah dilakukan dan terus dikembangkan. Smart city ini merupakan kota cerdas, bagaimana jalannya pemerintahan itu efektif, efisien dan simpel dan titik beratnya memang ke pemanfaatan teknologi informasi. "Sampai sekarang ada 190 aplikasi dan yang terakhir smart assistensi digital. Penyusunan RAK-RAPBB tidak perlu datang satu-satu ke OPD dan bisa lewat apliksi," tambahnya. Di tempat yang sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, Tangsel masuk 100 kota smart city yang dipilih Kominfo. "Teori smart city banyak, kalau dilihat dari sudut pandang pemkot adalah bagaimana pemerintah hadir dan ada ditengah masyarakat, bisa pakai teknologi atau tidak dan yang harus dilakukan adalah inovasi," ujarnya. Airin menambahkan, inovasi bukan lagi pilihan tapi wajib dilakukan baik pakai teknologi atau tidak. Smart city itu kuncinya apa yang diperlukan masyarakat maka pemerintah hadir. "Tapi, saya tidak percaya kalau aplikasi ini bisa menyelesaikan masalah dan tujuan samart city adalah membuat masyarakat bahagia," terangnya. (bud)

Tags :
Kategori :

Terkait