Angkot Harus InovatifAgar Bisa Bersaing dengn BRT

Senin 15-10-2018,04:38 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG – Penumpang angkot yang beralih ke BRT lebih kepada faktor kenyamanan dan keamanan. Lantaran armada bus milik pemkot Tangerang itu dilengkapi fasilitas dan tarif yang murah. Pengamat Pemerintahan Kota Tangerang, Hasanudin BJ mengutarakan, kehadiran BRT harusnya menjadi evaluasi para pengusaha angkutan umum di Kota Tangerang untuk berinovasi. Karena kebutuhan masyarakat sekarang ini, menurut Hasanudin, transportasi umum tidak hanya sekadar sampai di tempat tujuan. Tapi juga butuh kenyamanan dalam perjalanan. “Kalau merasa tersaingi, kualitas angkotnya harus ditingkatkan. Sopirnya santun, tidak ugal-ugalan di jalan. Saya yakin masyarakat juga nyaman. Artinya, angkot juga harus inovatif memenuhi kebutuhan penumpang,” kata Hasanudin, Minggu (13/10). Menurut dia, penumpang tidak akan beralih jika angkot melakukan inovasi. Selain itu, keberadan BRT koridor II jangan dianggap menyaingi angkot. Mengingat pemerintah berkewajiban memberikan layanan kepada masyarakat berdasarkan kebutuhan. “Saya yakin kebutuhan di daerah Perumnas sangat tinggi. Terutama pada jam pagi saat anak sekolah berangkat. Dasar itu pemerintah menyediakan BRT untuk melayani masyarakat di wilayah tersebut,” bebernya. Kebijakan pemkot Tangerang dengan dasar melayani, imbuhnya, harus di-backup semua pihak termasuk kepolisian. “Kalau menurut saya operasional BRT ini kan amanah undang-undang, dan ini buat kepentingan masyarakat. Harusnya polisi membackup kebijakan pemerintah,” ujarnya. Sementara itu, sejak BRT  tidak masuk Perum  mulai dikeluhkan masyarakat. Mengingat kehadairan BRT sudah cukup memberikan pelayanan yang baik untuk penumpangdi wilayah tersebut. "Kalau begini masyarakat yang dirugikan, karena kita kan maunya ada transportasi yang nyaman seperti BRT. Kalau ada pengalihan begini ya terpaksa pakai sepeda motor aja lagi," ujar Andi, pelanggan BRT. Hal senada juga disampaikan oleh Fitri yang biasa menggunakan BRTdari Perumnas. Dia ingin pemerintah tegas untuk menyediakan transportasi massal yang nyaman. "Ini kalau begini yang jadi korban masyarakat, harusnya jalan terus aja pemkot. Karena kalau dialihkan pun hanya memindahkan persoalan," tuturnya. Seperti diketahui, BRT koridor II sementara tidak masuk Perumnas dengan pertimbangan agar tidak ada gesekan dengan para sopir angkot. Bus ini hanya sampai Palem Semi kemudian kembali lagi ke terminal Poris Plawad. Perlu diketahui, para sopir angkot masih menuntut pemerintah kota memindahkan jalur BRT koridor II. Mereka merasa kehilangan penumpang karena beralih ke BRT. Beberapa hari sepekan kemarin, mereka menuntut pemkot dengan berdemo di halaman Puspemkot. Rina, salah seorang pengusaha angkot mengancam akan melumpuhkan jalur yang ada di Kota Tangerang jika tidak ada keputusan masalah pemindahan jalur BRT. Dirinya meminta Dishub, Organda, Pemkot untuk segera mengubah jalur BRT yang saat ini digunakan untuk mengangkut penumpang. “Kalau memang tidak ada keputusan yang pasti masalah pemindahan jalur BRT, kami akan melumpuhkan jalur jalur yang ada di Kota Tangerang. Kami jangan dijanjikan terus, karena memang adanya BRT sangat mengganggu penghasilan kami,”tutupnya. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait