Ekskul PMR Memang Cool

Rabu 10-10-2018,03:25 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERPONG – Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi pertama yang didirikan setelah kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Singkatnya umur  PMI hanya sebulan lebih mudah dari umur NKRI. Kegiatan PMI dikalangan para pelajar tingkat SMP dan SMA adalah Palang Merah Remaja (PMR). Salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah yang sangat bermanfaat untuk diikuti oleh para remaja. Sesuai dengan nama dan organisasi yang menaungi pembinaannya, PMR lebih fokus mengajarkan para remaja terkait kesehatan dan pengobatan. Biasanya PMR menjadi ekskul favorit bagi para remaja yang bercita-cita menjadi dokter, bidan, perawat atau yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan. Begitu juga dengan MAN Serpong, Kota Tangsel yang hingga kini salah satu yang masih ada dan tetap eksis. “Di MAN Serpong, ekskul PMR terus kami inovasi. Sehingga anak-anak selalu merasa ada yang baru dengan ekskul lawas ini. Maka tidak heran jika di MAN Serpong ekskul PMR masih cool dan terus terlihat gaungnya,” ungkap Suhada, wakil Kepala MAN Serpong. Ia menjelaskan, ekskul PMR di sekolahnya tak sekadar mengajarkan dunia kesehatan. Namun juga baris-berbasris, pengenalan medan di alam bebas, latihan halang rintang, organisasi dan penanganan bencana. Tak ketinggalan memasak di dapur umum, kerjasama tim, mendirikan tenda, membuat tandu bahkan pelajaran menulis untuk majalah dinding dan seni budaya juga menjadi variasi materi yang diajarkan. “Tak jarang para anggota PMR saling belajar untuk memahami pelajaran di sekolah. PMR Senior yang mempunyai kelebihan pada mata pelajaran tertentu seperti eksakta akan membimbing teman lainnya termasuk adik-adik kelas yang kesulitan dalam memahami suatu pelajaran,” katanya. Kata Suhada, yang seru di PMR MAN Serpong ialah praktek lapangan. Dimana masing-masing tim yang terdiri dari 6 orang saling bekerja sama dalam menghadapi suatu simulai penanganan bencana dan evakuasi. Meskipun setiap anggota tim memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif sama, namun mereka masing-masing memiliki tanggung jawab sesuai dengan apa yang paling menonjol dikuasai dan disenangi. “Ada yang bertugas membuat tandu untuk mengangkut pasien yang dirakit dari bambu dan tali, ada yang bertugas menangani pasien sesuai dengan kasus yang diberikan seperti patah tulang, luka bakar, shock, perdarahan dan sebagainya, ada yang bertugas menjadi pencari dan pembuka jalan dalam rangka evakuasi,” seru Suhada kepada Tangerang Ekspres.(bun)

Tags :
Kategori :

Terkait