KEMIRI – Gerakan Pesisir Mengajar tidak hanya memberikan edukasi secara teori kepada anak didiknya di dalam kelas. Mereka juga memberikan pembelajaran bagaimana cara menjaga lingkungan, seperti menanam mangrove di pesisir Kabupaten Tangerang bagian utara. Pembelajaran tentang penanaman mangrove menumbuhkan niat pada pelajar, untuk berupaya memulihkan kawasan pesisir yang rusak karena abrasi. Kondisi alam pantai utara dengan segala kekayaannya, dinilai bisa menjadi media pembelajaran bagi siswa agar mereka mencintai lingkungan. Tutor Pesisir Mengajar Kabupaten Tangerang, Abil, menuturkan, pembelajaran yang dilakukan Pesisir Mengajar berbeda dengan kurikulum yang digunakan Dinas Pendidikan. Pesisir Mengajar lebih kepada pembekalan ataupun kecakapan hidup di daerah pesisir. Kata Abil, permasalahan di daerah pesisir terkait dengan pendidikan, kesehatan dan juga ekonomi. Untuk itu, penanaman mangrove diyakini dapat meningkatkan tarap hidup ekonomi masyarakat pesisir pantai. Selain hutan mangrove dapat menahan abrasi pantai. Ternyata banyak manfaat lain yang bisa dikembangkan. “Pesisir Mengajar mendidik anak-anak untuk menjaga lingkungan yang berdampak kepada perekonomian masyarakat, salah satunya dengan menanam mangrove,” tegas Abil, saat melakukan penanaman mangrove, belum lama ini. Lebih lanjut aktivis lingkungan hidup ini memaparkan, pemanfaatan mangrove yang saat ini dikembangkan oleh Pesisir Mengajar, dengan cara dijadikan minuman. Minuman berbahan baku mangrove ini, diyakini menjadikan stamina lebih enerjik. “Mangrove tidak hanya menjadi pembenihan bagi ikan dan kepiting serta menahan abrasi. Saat ini mangrove sedang kita olah menjadi minuman yang dapat membawa nilai ekonomis bagi masyarakat,” terang Abil. Sementara itu, Koordinator Pesisir Mengajar Hari Mahardika, mengungkapkan, penanaman pohon mangrove merupakan bagian dari komitmen Pesisir Mengajar terhadap lingkungan dan masyarakat pesisir. Jenis pohon yang ditanam adalah jenis mangrove rhizopora. Tanaman tersebut merupakan tanaman khas pesisir yang kini keberadaannya semakin berkurang. Lebih lanjut Hari memaparkan, ketika ide menghijaukan pesisir pantai utara dilontarkan, anak-anak didiknya justru menyambut dengan antusias. Apalagi mereka merasa tahu betul seluk-beluk menanam bakau, serta manfaat tanaman tersebut. ”Anak-anak bilang, mereka sangat sulit mencari ikan, udang, kerang, dan kepiting di pinggir pantai. Burung-burung pantai, yang dulu banyak beterbangan ke sana kemari di sekitar tanaman mangrove, kini sudah jarang sekali. Dulu, mereka juga dengan mudah bisa mendapatkan siput, sekarang sulit,” ujar Hari, menirukan cerita siswa Pesisir Mengajar. Untuk itu, saat ini begitu penting merintis, memobilisasi, dan mendampingi para siswa menanam mangrove. Kegiatan itu sekarang menjadi hal rutin bagi para siswa Pesisir Mengajar. (mas)
Merangkul Pelajar, Memulihkan Hutan Mangrove
Kamis 20-09-2018,04:13 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :