Bola Voli Pantai Asian Games 2018, Kombinasi Senior-Junior Raih Perak

Rabu 29-08-2018,03:45 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

USAHA dan kerja keras sudah ditunjukkan tim voli pantai putra Indonesia 1 pada laga final kemarin. Namun, takdir berkata lain. Ade Candra Rachmawan/Muhammad Ashfiya harus puas meraih perak. Mereka dikalahkan wakil Qatar Cherif Samba Younousse/Ahmed Tijan Janko straight game 24-26, 17-21. Capaian tersebut mengulangi raihan Indonesia di Asian Games 1998 oleh Irilkhun/Agus Salimdan tahun 2002 dari Agus Salim/Koko Prasteyo. Uniknya dua pasangan tersebut diisi oleh pemain senior-junior. Kombinasi tersebut berlanjut hingga edisi 2006. Saat itu Agus yang berlabel pemain senior dipasangkan dengan Supriadi. Alhasil, meski gagal menembus final, setidaknya mereka mampu bersaing dalam perebutan medali perunggu. Namun, tren tersebut tidak dilakukan di Asian Games 2010 Guangzhou, Tiongkok. Koko yang berpasangan dengan rekan seangkatannya Andy Ardiansyah harus terhenti di perempat final. Di Asian Games 2014, Indonesia tak mau gagal. Kombinasi senior-junior kembali diandalkan. Kali ini, Koko yang sudah senior diduetkan Ade yang masih junior. Alhasil, keduanya mampu meraih perunggu. Koko yang saat ini menjabat pelatih timnas voli pantai Indonesia menyatakan, kombinasi tersebut tokcer. ”Sejak saya melatih tahun 2015, komposisi senior-junior ini terbukti lebih stabil,” ucapnya. Memang, komposisi senior-senior secara kualitas individu lebih matang. Namun, secara tim tidak. Dua senior dalam satu tim ibarat ada dua pemimpin dalam satu tim. Otomatis untuk meredam ego masing-masing pemain lebih susah. Berbeda dengan senior-junior. ”Hanya ada satu leader yang mengontrol irama permainan di situ. Transfer ilmu, teknik, dan komunikasi terjalin lebih baik dan terbukti, lebih kompak,” terangnya. Koko membandingkan, perjalanan pretasi Ade/Ashfiya dengan Danangsyah Pribadi/Gilang Ramadhan yang notabene sesama pemain usia muda. Dari tiga try out jelang Asian Games, Ade/Ashfiya berhasil dua kali melaju di final. Sementara, Danangsyah/Gilang baru sekali. Puncaknya, Ade/Ashfiya mampu tembus ke partai puncak voli pantai pesta olahraga se-Asia. Di sisi lain, capaian Ashfiya saat ini sudah mampu menyamai prestasi idolanya sekaligus pelatihnya Koko. ”Alhamdulillah bersyukur dibilang seperti itu,” katanya. ”Saya sangat mengidolakan mas Koko. Cara bermain saya juga nggak lepas dari ajarannya,” imbuh Ashfiya. Pevoli 23 tahun itu mengagumi ketenangan Koko ketika bertanding. ”Itu yang saya kagumi dan belum bisa saya tiru hehehe,” ungkapnya. Secara teknis, lanjut Ashfiya, Koko sudah memberikan segala kemampuan kepada anak didiknya. ”Saya memang tanamkan ke anak-anak harus benci ke saya. Tapi artinya positif untuk prestasi,” gurau Koko lantas tertawa. Dia juga baru mengetahui jika Ashfiya mengidolakannya. ”Yah sudah biasa itu. Memang harusnya begitu. Wajarlah hahaha,” candanya. (jpg/apw)

Tags :
Kategori :

Terkait