Ribuan Pelayat Doakan Ustaz Cepot

Selasa 28-08-2018,05:29 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGGERANG –  Ribuan jamaah memadati pondok pesantren Yayasan Mumtaz Ibadurahman, Kelurahan Kenanga, Kecamatan Cipondoh. Mereka ingin mendoakan kepergian KH Ahmad Ihsan alias Ustaz Cepot (58) yang tutup usia, kemarin (27/8). Jenazah Ustaz Cepot tiba di pondok pesantren pukul 15.00 WIB dengan menggunakan ambulans. Setibanya di pondok pesantren, jenazah almarhum disambut gema salawat yang disenandungkan ribuan santri dan jamaah yang hadir. Prosesi berlangsung lancar dimulai pukul 16.00 Wib jenazah dimandikan dan langsung disalatkan. Selanjutnya tepat pukul 17.00 WIB jenazah langsung dimakamkan di liang lahat yang letaknya berada di dalam kawasan Ponpes. Di area tersebut Ustaz Cepot dimakamkan bersebelahan dengan makam kakeknya. Hadir di lokasi pemakaman Gubernur Banten Wahidin Halim, Wakil Walikota Sachrudin, Camat Cipondoh, Danramil Cipondoh, Ustaz Soleh Mahmud dan Ustad Guntur Bumi. Adik kandung Ustaz Cepot, Muhammad Rusdi mengatakan, penyebab wafatnya Ustaz Cepot diakibatkan sakit usus besar yang telah diidap sejak delapan tahun lalu. Selama pengobatan, sambung Rusdi,  ustaz sempat berpindah-pindah rumah sakit salah satunya pernah dirawat di RS Mayapada, RS Husada Insani hingga ke RSUPN. Rusdi mengatakan, sebelum meninggal Ustaz Cepot sempat menitipkan pondok pesantren, anak anaknya dan istrinya. Bahkan, saat kondisinya mulai menurun ia sempat meminta Rusdi untuk membatalkan acara yang akan dihadirinya. Rusdi mengatakan, Ustaz Cepot merupakan sosok yang penuh semangat mendirikan pondok pesantren sejak 2001 tanpa mengeluarkan modal sedikitpun. “Selama sakit, beliau tidak pernah mengeluh sakit. Ketahuan (sakitnya-red) waktu beliau pingsan di Purwakarta saat menghadiri sebuah acara,” ucapnya ketika ditemui Tangerang Ekspres. Salah seorang santri pondok pesantren Mumtaz Ibadurahman, Ryan Erlangga mengatakan, selama hidup Ustaz Cepot merupakan sosok guru yang hebat dan tegas. Sehingga menjadi  panutan bagi santri lainnya. “Beliau pernah mengajarkan tentang arti manjada wajada. Siapa yang bersungguh sunggu akan mendapatkan hasilnya. Itu yang selalu memicu saya,” ucapnya. Pantauan langsung, selama proses pemakaman seluruh santri memadati lokasi menyaksikan  pemakaman. Bahkan, santi nekat naik ke lantai dua untuk dapat menyaksikan pemakaman. Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku sangat kehilangan atas wafatnya Ustaz Cepot. Sebab sejak kecil ia telah mengenalnya sebagai sosok yang pandai berceramah.  Berkat kelebihannya itu, sambung Wahidin,  ia berhasil menjadi kyai yang populer. “Kita doakan semoga seluruh amal ibadahnya diterima Allah,” pungkasnya. (mg-6)

Tags :
Kategori :

Terkait