Pemenang Lomba Puisi Dihadiahi Serbet, Seniman Demo

Jumat 04-05-2018,07:30 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERANG-Puluhan seniman Banten berunjuk rasa di depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Banten, KP3B, Kota Serang, Kamis (3/5). Aksi tersebut merupakan bentuk protes atas tindakan Disdikbud yang memberikan hadiah dua helai serbet kepada salah satu pemenang lomba puisi dalam rangka peringatah Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018. Pantauan Tangerang Ekspres, puluhan seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Banten melakukan teatrikal, membaca puisi dan monolog sebagai bentuk kekecewaan terhadap Pemprov Banten atas pemberian penghargaan dua helai serbet sebagai hadiah bagi pemenang lomba baca puisi. Setelah hampir dua jam aksi berjalan, Disdikbud yang diwakili Sekretaris Joko Waluyo menemui para seniman. Koordinator Aksi Forum Seniman Banten, Purwo Rubiono mengatakan pemberian hadiah serbet dinilai sebagai pelecehan. Ia menilai Disdikbud tidak mengerti kebudayaan dan hakikat sebuah karya seni. “Penghinaan ini sudah masuk kategori pelecehan terhadap seniman,” katanya saat ditemui di sela-sela aksi. Menurut dia, gerakan yang dilakukan itu sebagai bentuk perhatian seniman Banten terhadap kemajuan kebudayaan. Sebab, mendorong dan memajukan kebudayaan merupakan amanat dari undang-undang. “Ini sebagai perhatian kami memberikan kritik dan saran bagaimana memajukan kebudayan,” ujarnya. Mengenai insiden dua helai serbet, pihaknya berharap ke depan tidak terjadi lagi. “Serbet kan untuk mengelap. Saya bukan mengharapkan materi, sebaiknya hadiah itu berupa buku atau alat tulis," ujarnya. Sementara, Noval yang menerima hadiah dua helai serbet mengaku kaget setelah tahu hadiah yang ia dapatkan sebagai juara dua lomba puisi adalah dua helai serbet. “Saya kaget ketika buka. Saya pikir hadiahnya buku atau pulpen, ternyata dua buah serbet,” ujarnya. Mengetahui isinya hanya dua buah serbet, Novel sontak menyebarkan hadiah tersebut kepada rekan-rekan seniman lainnya. Sekretaris Disdikbud Banten Joko Waluyo mengatakan perlombaan puisi dilakukan secara spontanitas untuk merayakan Hardiknas. Awalnya, lomba hanya diperuntukkan internal pegawai dinas. Namun, kemudian ada dari luar yang turut hadir. Hadiah dua helai serbet juga disediakan secara spontan. “Lomba itu spontanitas. Tidak berpikir kemudian ada panitia memberi hadiah serbet. Orientasi hanya untuk memeriahkan. Staf pelaksana sebagai panitia tidak berpikir saat itu bahwa pemberian hadiah serbet itu akan berdampak seperti ini,” kata Joko kepada puluhan seniman. Ia mengakui juga bahwa pemberian serbet sebagai hadiah merupakan tidak layak, apalagi untuk kegiatan intelektual. Pemberian hadiah serbet itu bukan representasi sikap dinas untuk melecehkan atau menghina lomba pembacaan puisi. “Sangat menyayangkan kejadian kemarin. Saya sepakat itu (pemberian hadiah serbet) tidak pantas. Ini menjadi koreksi bagi kami. Ini tidak direncanakan. Mohon dimaafkan. Ini hasil kecerdasan intelektual, tidak pantas (diberi hadiah serbet),” ujarnya. Pihaknya juga memohon maaf kepada pemenang lomba. Joko mengaku jika hal tersebut akan menjadi pelajaran berharga sehingga ke depan kejadian serupa tidak terulang. Terpisah, Dewan Kesenian Banten (DKB), Chavchay Syaifullah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kasus pemberian hadiah serbet dalam lomba baca puisi Hardiknas, yang digelar Disdikbud Banten, Rabu 2 Mei kemarin. Menurut dia, kasus tersebut mendegradasi kemuliaan sastra dan merendahkan martabat penyair. Oleh karena itu, DKB meminta agar pihak penyelenggara acara dari Disdikbud Banten mau menjawab pertanyaan-pertanyaan publik yang resah atas apresiasi pemerintah kepada para pemenang lomba baca puisi. “Pertanyaan-pertanyaan lumrah dari publik harus bisa dijawab dengan baik, seperti kenapa Disdikbud Banten memberi hadiah berupa serbet, apa hubungan serbet dan puisi, apa tidak ada bentuk hadiah yang lebih bermartabat dan bermanfaat bagi pemenang lomba baca puisi, dan apakah hadiah serbet itu terjadi akibat ketidaksengajaan,” katanya. Ia juga berharap Disdikbud Banten menjelaskan kronologi kasus tersebut secara bertanggungjawab dan mencari solusi terbaik atas situasi yang memperihatinkan itu. DKB siap menjembatani pihak penyelenggara acara dengan para pemenang, serta beberapa tokoh penyair Banten yang merasa terhina dengan hadiah serbet itu. “Sebagai bentuk keprihatinan dan apresiasi DKB kepada para pemenang lomba, DKB telah menyiapkan hadiah berupa tropi, uang, dan buku puisi. Kepada para pemenang bisa menghubungi Bapak Gito Waluyo di Sekretariat DKB,” katanya. (tb/tnt)

Tags :
Kategori :

Terkait