15 Rumah Rusak Berat Akibat Tanah Bergerak

Minggu 28-12-2025,21:19 WIB
Reporter : Ahmad Fadilah
Editor : Sutanto

TANGERANGEKSPRES.ID, LEBAK — Badan Penang­gulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat sedikitnya 15 rumah warga di lima desa di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak rusak berat hingga ambruk akibat bencana pergerakan tanah yang terjadi di kecamatan tersebut.

Sekretaris BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan, hasil pendataan sementara menunjukkan selu­ruh rumah yang terdampak di Cikulur masuk kategori rusak parah akibat pergerakan tanah yang masih aktif. Lima desa yang terdampak, yaitu Sumur Bandung, Cigorong, Cigorong Utara, Anggalan, dan Muara Dua.

"Untuk Kecamatan Cikulur, rumah yang rusak berat totalnya 15 unit. Semuanya masuk kategori rusak parah," kata Febby kepada wartawan di Rangkasbitung, Minggu (28/12).

Menurut Febby, rumah-ru­mah tersebut tersebar di desa-desa yang berada di zona rawan pergerakan tanah. Kondisi tanah yang labil, ditambah curah hujan tinggi, diduga menjadi pemicu utama terja­dinya bencana tersebut.

Ia mengaku, BPBD masih melakukan pendataan lan­jutan terhadap rumah-rumah yang mengalami ke­ru­sakan ringan. Data kese­luruhan baru akan diumumkan setelah proses verifikasi la­pangan rampung.

"Data rumah rusak ringan masih kami rekap. Nanti akan kami sampaikan secara leng­kap," ujarnya. 

Febby menegaskan bahwa bencana pergerakan tanah di Cikulur bukanlah kejadian yang berdiri sendiri. Secara geografis, Kabupaten Lebak memang berada di wilayah dengan tingkat kerentanan pergerakan tanah yang tinggi.

Berdasarkan peta kerentanan yang dirilis rutin oleh Badan Geologi, hampir seluruh kecamatan di Lebak masuk dalam zona rawan.

"Dari 28 kecamatan, 27 keca­matan memiliki risiko pergerakan tanah menengah hingga tinggi. Hanya Kecamatan Rangkasbitung yang masuk kategori rendah," paparnya. 

BPBD menilai bahwa penye­bab pergerakan tanah harus dilihat secara spesifik di setiap lokasi. Faktor pemicu bisa berasal dari jenis tanah, beban di atas permukaan, hingga intensitas hujan.

"Faktor utamanya bisa jenis tanah, pembebanan tanah, hingga curah hujan. Tapi setiap kasus harus dilihat secara spesifik," tutur Febby.

Untuk kejadian terbaru di Desa Cijengkol, Kecamatan Cilograng, BPBD mencatat kondisi tanah yang mudah pecah, keberadaan kolam ikan sebagai beban tambahan, serta hujan lebat sebagai faktor pemicu utama. A

dapun wilayah Cikulur dinilai memiliki karakteristik yang cukup unik dan berskala luas.

"Secara parsial kelihatannya kecil, tapi kalau dilihat peta besarnya, pergerakan tanah di Cikulur itu cukup masif, mulai dari Curug Panjang, Cigorong Utara, sampai Sumur Bandung," ungkapnya.

Ian, Kepala Bidang Rekons­truksi dan Rehabilitasi BPBD Lebak menambahkan, wilayah Cikulur juga pernah mengalami pergerakan tanah besar pada era 1980-an, yang saat itu berdampak pada puluh­an rumah warga.

Kategori :

Terkait

Minggu 21-12-2025,21:59 WIB

Banten Dilanda Banjir

Kamis 20-11-2025,22:15 WIB

Pohon Tumbang Timpa Asrama Polisi