Pak Ben mengaku, setiap tahun pihaknya melakukan evaluasi dan pencermatan. Oleh karena itu, pada forum ini pihaknya memberikan penghargaan kepada sejumlah pelaku usaha yang dinilai oleh panitia. Khususnya dari DPMPTSP, telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan investasi di Kota Tangsel.
”Saat ini realisasi investasi telah mencapai Rp9,07 triliun, melampaui target kami yang sebelumnya berada di kisaran Rp8 triliun. Tentu capaian ini patut kita apresiasi,” ungkapnya.
Menurutnya, ke depan Kota Tangsel secara konsisten akan didorong menjadi kota health tourism. Gagasan ini sejalan dengan arahan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang telah disampaikan beberapa tahun lalu.
Oleh karena itu, pelaku usaha di sektor kesehatan kita dorong untuk meningkatkan kualitas layanan hingga setara dengan standar internasional.
Namun, tentu health tourism ini tidak berdiri sendiri.
Ia harus didukung oleh sektor lain seperti perhotelan, transportasi, kuliner, hingga industri oleh-oleh. Semua sektor ini akan tumbuh bersama dalam satu ekosistem.
”Saat ini sudah ada setidaknya dua pelaku usaha kesehatan yang mulai mengarah ke pengembangan health tourism, dan ke depan akan terus kita dorong pelaku usaha lainnya untuk ikut berpartisipasi,” katanya.
Terkait peluang usaha baru, pada prinsipnya Pemkot Tangsel rerbuka sepanjang sesuai dengan fungsi kota dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Kota Tangsel memang bukan kota industri padat karya namun, industri berbasis padat modal dan padat teknologi sangat terbuka untuk dikembangkan di sini.
Selain itu, sektor pendidikan juga memiliki prospek yang sangat baik, di samping sektor perdagangan dan jasa.
”Untuk sektor perhotelan sendiri, tingkat okupansi di Tangsel relatif tinggi dan stabil, rata-rata di atas 60 persen, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi dan mobilitas di kota ini terus bergerak positif,” tutupnya.
Dalam TIF 2025 Pemkot Tangsel juga memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha yang telah berkontribusi nyata dalam pembangunan dan penguatan iklim investasi di Kota Tangsel. Pertama, dua pelaku usaha di bidang pelayanan kesehatan sebagai penyedia layanan kesehatan yang inovatif. Kedua, satu pelaku usaha perhotelan yang mendukung pengembangan health tourism.
Ketiga, satu pelaku usaha objek wisata yang menjadi pendukung health tourism. Keempat, tiga pelaku usaha dengan capaian realisasi investasi yang tinggi. Kelima, enam pelaku usaha yang telah berkontribusi dalam mendukung Koperasi Kelurahan Merah Putih. Keenam, satu pelaku usaha dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi. Dan ketujuh, satu pelaku usaha yang secara konsisten mendukung pengembangan health tourism di Kota Tangsel. (bud)