Pemkot Tangsel Kumpulkan Calon Investor di Balai Kota

Selasa 23-12-2025,21:43 WIB
Reporter : Tri Budi Sulaksono
Editor : Endang Sahroni

Alasan kami memfokuskan pada sektor kesehatan dan pariwisata adalah karena data yang kami miliki menunjukkan tren peningkatan realisasi in­vestasi yang sangat signifikan di kedua sektor tersebut,” tu­turnya.

Yoga mengaku, perizinan tenaga medis dan tenaga ke­se­hatan hampir setiap hari diterbitkan, dengan jumlah rata-rata mendekati 100 peri­zinan. Selain itu, dalam be­berapa bulan terakhir juga terjadi peningkatan signifikan pada perizinan pembangunan sarana olahraga dan wisata, termasuk fasilitas olahraga rekreasi yang saat ini sedang berkembang, yakni padel.

”Oleh karena itu, sektor ke­sehatan dan pariwisata akan menjadi fokus utama yang terus kita dorong ke depan,” ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Tang­sel Benyamin Davnie me­ngatakan, TIF merupakan wa­dah kolaborasi yang diper­sem­bahkan untuk memperte­mukan para pelaku usaha, asosiasi, dan pemerintah da­erah. Ter­masuk di dalamnya jajaran Forum Koordinasi Pim­pinan Daerah yang terdiri dari unsur TNI, Polri dan Ke­jaksaan.

”Penyelenggaraan forum ini dilaksanakan di Aula Kan­tor Pemkot Tangsel. Hal ini sejalan dengan kebijakan efi­siensi anggaran berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, tanpa mengurangi esensi dan kualitas forum itu sendiri,” ujarnya.

Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, TIF 2025 mengangkat tema  Innovation and Collaboration to Enhance Health Tourism Competitiveness . Tema ini sangat relevan dengan capaian dan arah pembangunan Kota Tangsel. 

Dimana pertumbuhan eko­nomi Kota Tangsel melampaui rata-rata nasional. Tentu ca­paian tersebut perlu kita pa­hami lebih dalam. Secara teori dan praktik, pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh dua sumber utama inves­tasi, yaitu investasi sektor swas­ta dan belanja pemerintah da­erah. 

”Namun harus kita akui ber­sama, porsi terbesar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berasal dari investasi sektor swasta. Sektor swasta memegang peran strategis dalam hal tersebut,” jelasnya.

Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh investasi akan menciptakan multiplier efek, diantaranya terbukanya lapa­ngan kerja, meningkatnya da­ya beli masyarakat, serta berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat se­ca­ra menyeluruh. Di dalam­nya terdapat perputaran eko­nomi, sosial dan bahkan bu­daya yang saling meme­ngaruhi.

Pak Ben meyakini bahwa zaman tidak pernah stagnan. Zaman akan selalu berubah. Ada ungkapan yang menga­takan bahwa setiap orang ada zamannya, dan setiap zaman ada orangnya. Yang tidak per­nah berubah adalah peru­bahan itu sendiri.

”Saat ini kita hidup dalam era disrupsi, yang ditandai oleh penggunaan teknologi yang sangat masif, khususnya teknologi komunikasi, yang bahkan telah memengaruhi perilaku dan pola hidup kita sehari-hari,” ungkapnya.

Dalam konteks investasi, pe­rubahan ini membawa kon­sekuensi bahwa investasi tidak lagi semata-mata berbi­cara tentang penanaman mo­dal dan penciptaan lapa­ngan kerja. Investasi juga harus mampu menjawab ekspektasi masyarakat, khususnya terkait kenyamanan, keberlanjutan, dan dampak sosial di lingku­ngan tempat investasi tersebut berjalan. 

Masyarakat kini menjadi ba­gian penting dalam eko­sistem pembangunan dan in­vestasi. Oleh karena itu, ter­dapat dua faktor utama yang perlu terus diperkuat. Pertama adalah peran peme­rintah daerah sebagai penye­lenggara kebijakan. Pemkot Tangsel terus melakukan pem­baruan dan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan publik. 

Saat ini Pemkot telah meng­gunakan sistem sistem peri­zinan berbasis online yang terintegrasi (OSS) dan sistem informasi manajemen peri­zinan online Kota Tangsel (SIM­PONIE) sebagai instru­men pelayanan perizinan. OSS merupakan kebijakan nasional, sedangkan SIMPONI merupakan hasil inovasi dan kolaborasi internal Pemkot Tangsel untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Forum ini menjadi sangat penting sebagai ruang dialog untuk terus menyempurnakan subsistem pelayanan berbasis teknologi tersebut. Hubungan antara pemerintah dan pelaku usaha harus bersifat simbiosis mutualisme. 

”Pemerintah membutuhkan pelaku usaha untuk mencip­takan lapangan kerja dan per­tumbuhan ekonomi, se­mentara pelaku usaha mem­butuhkan pemerintah sebagai regulator dan fasilitator,” ung­kapnya.

Kategori :