SMPN 2 Rajeg Jadikan Siswa Satgas Anti Bullying

Kamis 04-12-2025,17:49 WIB
Reporter : Randy Yasetiawan
Editor : Sihara Pardede

TANGERANGEKSPRES.ID, RAJEG — SMPN 2 Rajeg, Keca­matan Rajeg, Kabupaten Tange­rang terus melakukan imbauan terkait bullying kepada siswa. Hal tersebut agar siswa terus meng­ingat bahaya bullying.

Pihak sekolah juga akan mem­bentuk tim anti bullying untuk melaksanakan pengawasan di lingkungan siswa. Ini agar tidak ada bullying. Selain itu, bullying jangan dianggap remeh dalam lingkungan sekolah. Ini karena dampak bullying sangat memba­hayakan mental siswa.

Kepala SMPN 2 Rajeg Timing Merawati mengatakan, bullying jangan dianggap remeh. Ini karena dampak bullying bisa membuat korban sakit secara psikologis dan juga merusak mentalnya. dampak lain, korban juga bisa melakukan hal yang tidak wajar seperti bunuh diri, melakukan pengancaman, dan depresi.

”Bullying di sekolah adalah pri­laku yang tidak dibenarkan. Seko­lah bukan tempat untuk melaku­kan aksi bullying. Maka dari itu, tindakan bullying tidak di bela dan bisa membahayakan kesehat­an psikologis dan mental siswa,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres di ruang kelas, Senin (1/12)

Timing menambahkan,  pihak­nya akan membentuk tim khusus anti bullying di kalangan siswa. Hal tersebut agar bisa dicegah dan juga bisa menghalau adanya bullying. Dan pelaku bullying bi­sa di ketahui, yang selanjutnya bisa dilakukan tindakan agar tidak ada bullying.

”Kami akan buat tim, nantinya tim tersebut akan bisa mencegah adanya bullying. Selain itu, tim khusus anti bullying juga bisa melakukan perlindungan terhadap para korban dan juga bisa mene­ngahi permasalahan yang ada,” paparnya.

Ia menjelaskan, sejauh ini pihak sekolah juga sudah melakukan koordinasi dengan orang tua. Se­kolah meminta orang tua beker­ja­sama untuk melakukan peman­tauan terhadap anaknya saat ber­­ada di rumah. Hal tersebut agar bisa mengotrol dan juga bisa tahu kegiatan mereka saat di rumah.

”Orang tua telah berkoordinasi dengan sekolah, bahkan sudah melakukan sosialisasi agar terus melakukan pemantauan terhadap pergaulan siswa di rumah. Ini karena jika pergaulan di luar se­kolah, pihak sekolah tidak bisa melakukan pemantauan maka itu pihak sekolah meminta bantu­an orangtua,”tutupnya.(ran)

Kategori :