TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Gubernur Banten Andra Soni berkomitmen untuk memperkuat ekonomi lewat sinergi kebijakan antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan otoritas moneter.
Hal itu diungkapkan usai mengikuti Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 yang digelar di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/11) malam.
Andra mengatakan, kehadirannya dalam agenda strategis bertujuan untuk mendengarkan arahan langsung Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, terkait langkah-langkah responsif dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang kian kompleks.
“Alhamdulillah, tadi kita menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia sekaligus mendapatkan arahan langsung dari Bapak Presiden Prabowo. Poin utamanya adalah pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan ekonomi,” katanya.
Ia menjelaskan, Pemprov Banten terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi daerah melalui berbagai kebijakan strategis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Provinsi Banten pada Triwulan III-2025 mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,29 persen secara tahunan (y-on-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Pemprov Banten berharap sinergi yang terbangun bersama pemerintah pusat dan Bank Indonesia dapat memperkokoh fondasi ekonomi daerah. Hal ini krusial untuk mendukung pembangunan Banten yang lebih maju, mandiri, dan berdaya saing,” ujarnya.
Lebih lanjut, Andra menekankan bahwa indikator makro ekonomi yang positif harus berkorelasi dengan kesejahteraan rakyat. Ia berharap pertumbuhan ekonomi tersebut berdampak nyata pada pembukaan lapangan kerja dan peningkatan taraf hidup masyarakat Banten.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto dalam arahannya menekankan pentingnya transformasi ekonomi, efisiensi belanja negara, serta optimalisasi inovasi demi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Presiden menyatakan optimisme terhadap ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Hal ini merujuk pada pemaparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yang menyajikan data objektif mengenai fundamental ekonomi Indonesia.
“Gambaran kondisi ekonomi Indonesia yang sesungguhnya cukup menjanjikan. Hal ini cukup menenangkan kita di tengah tantangan global yang penuh ketidakpastian,” paparnya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan optimisme perekonomian Indonesia ke depan akan lebih baik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berdaya tahan, dengan tetap mewaspadai ketidakpastian global yang tinggi.
Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 berada di kisaran 4,7–5,5%, dan meningkat lebih tinggi pada 2026 dan 2027 masing-masing dalam kisaran 4,9–5,7% dan 5,1–5,9%, didukung oleh konsumsi dan investasi yang meningkat, serta ekspor yang cukup baik di tengah perlambatan ekonomi dunia.
Inflasi akan tetap terjaga rendah dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2026 dan 2027 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, eratnya sinergi pengendalian inflasi baik di pusat maupun di daerah, dan penguatan implementasi Program Ketahanan Pangan Nasional.
Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, disertai digitalisasi yang terus berkembang pesat," katanya dalam keterangan.
Ia mengaku, ke depan, lima tantangan global perlu terus dicermati dan diwaspadai, yakni berlanjutnya kebijakan tarif AS, melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, tingginya utang Pemerintah dan suku bunga negara maju, tingginya kerentanan dan risiko sistem keuangan dunia, serta maraknya uang kripto dan stablecoins pihak swasta.