Pemkot Tangsel Libatkan IPB Tekan Kekerasan Anak

Senin 24-11-2025,21:19 WIB
Reporter : Tri Budi Sulaksono
Editor : Endang Sahroni

TANGERANGEKSPRES.ID, CIPUTAT — Dinas Pember­dayaan Perempuan, Perlin­dungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Be­­rencana (DP3AP2KB) Kota Tangsel telah menjalin kerja sama dengan Institut Perta­nian Bogor (IPB).

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tersebut telah dilaksanakan pada 16 September 2025 lalu. Dimana kerja sama tersebut merupa­kan upaya DP3AP2KB untuk memperkuat ketahanan ke­luarga dan menekan angka kekerasan terhadap perem­puan dan anak (PA).

Kepala DP3AP2KB Kota Tang­sel Cahyadi mengatakan, kerjasama dengan IPB tersebut dalam rangka penguatan jeja­ring dalam melaksanakan tu­gas dan fungsi. 

”Karena, IPB juga punya program pe­ngab­dian masya­rakat. Juga sebagai pemanfaat­an hasil penelitian mereka, me­reka pun ada divisi peneliti­an­nya. Termasuk juga disana itu ada fakultas kesejah­te­raan keluar­ga,” ujarnya, be­berapa waktu lalu.

Cahyadi menambahkan, IPB juga memiliki pusat kajian. Secara umum Pemkot Tangsel kerjasama dengan IPB karena, bisa kerjasama dengan banyak hal dengan mereka. ”IPB kan semua fakultas ada tuh, ada teknik, dokteran, psikologi, kemudian juga pemberdayaan masyarakat dan lainnya,” je­lasnya.

Menurutnya, kerjasama se­be­narnya dilakukan dengan IPB tapi, lebih spesifiknya ke Lembaga Riset Internasional Pembangunan Sosial, Eko­nomi dan Kawasan (LRI-PSEK) dan Pusat Kajian Gender dan Anak (PKGA).

Teknis kerjasama yang dila­kukan antara lain pihak IPB nantinya akan melakukan pem­belajaran untuk kita. ”Saya perlu TOT (pelatiham pelatih) untuk menguatkan SDM kita untuk edukasi kemasyarakat gitu. Nah, mereka punya kuri­kulum, punya tenaga pengajar. Nanti kita TOT untuk rekan-rekan kita,” jelasnya.

Penyuka olahraga sepakbola ter­sebut mengungkapkan, se­lain itu pihak IPB nantinya juga melakukan pengabdian ke pada masyarakat. Bentuk­nya dalam bentuk pendam­pingan, baik pendampingan keluarga, pendampingan be­berapa hal terkait dengan DP3AP2KB.

”Konsepnya kan mereka In­stitut Pertanian Bogor itu bukan hanya pertanian gitu, tapi seluruh fakultas ada di situ. Kemarin eksennya itu langsung atas tindak lanjut perjanjian kerjasama itu kita minta mereka hadir disini untuk melakukan pembekalan ke kita,” ungkapnya.

Cahyadi mengaku, kerjasama yang dilakukan waktunya tidak terbatas dan sesuai kebutuhan. Nantinya ketika memang ada beberapa hal yang ingin dikon­sultasikan, maka pihaknya sudah nemiliki jalurnya. 

”Kita konsultasikan, kita dis­ku­sikan. Ketika nanti diper­kembangan, diperjalanan itu, kita butuh masukkan dari IPB, kita udah enak. Karena, kalau tidak ada perjanjian kerjasa­manya, mereka pun juga men­jalankan tugas itu tidak sebatas kerta. Kalau ada per­janjian yang sama ini, kita udah otomatis bagian dari ruang lingkung kerjasama itu sendiri,” tutupnya.

Menurutnya, pihaknya mem­butuhkan peran serta semua pihak untuk memperkuat per­lindungan perempuan dan anak. Termasuk, lembaga pendidikan seperti IPB. Dima­na perlindungan perempuan dan anak membutuhkan kerja sama lintas sektor, baik peme­rintah, akademisi maupun masyarakat.

”Dengan kolaborasi kami ingin menghadirkan solusi berbasis riset untuk mem­perkuat ketahanan keluarga dan mencegah kekerasan se­jak dini,” tutupnya. (bud)

Kategori :