OJK Perkuat Literasi Keuangan Pekerja Migran

Selasa 11-11-2025,22:09 WIB
Reporter : Syirojul Umam
Editor : Sutanto

TANGERANGEKSPRES.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mem­per­kuat literasi dan inklusi keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang me­rupakan salah satu segmen prioritas dalam Strategi Nasio­nal Literasi Keuangan Indo­nesia (SNLKI) 2021-2025.

Hal itu ditandai dengan pelun­­curan Buku Saku Literasi Ke­uang­an bagi Pekerja Migran Indonesia dengan tema 'PMI Cer­das Finansial, Menuju Indo­nesia Maju'.

Peluncuran buku ini meru­pakan wujud nyata kolaborasi antara OJK, Kementerian Pe­lindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), dan Bank Indonesia (BI) dalam meng­hadirkan panduan praktis bagi para PMI dan keluarganya untuk memahami cara menge­lola keuangan secara bijak, aman, dan berkelanjutan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelin­dungan Konsumen OJK, Fri­derica Widyasari Dewi, mengatakan pekerja migran Indo­nesia merupakan pahla­wan devisa yang memberikan kontribusi besar bagi ekonomi nasional.

"Para pekerja migran me­ning­katkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan harapan hidup bagi keluarga dan masyarakat, baik di daerah asal maupun di negara tempat bekerja," katanya dalam ke­terangan, Selasa (11/11).

Ia menjelaskan, besarnya potensi ekonomi dari pekerja migran Indonesia yang dapat menjadi pengungkit bagi pe­nguatan inklusi dan pem­berdayaan keuangan nasional. 

Tak hanya itu, ia juga mene­gaskan bahwa pemberdayaan PMI tidak hanya soal perlin­dungan, tetapi juga keman­dirian finansial untuk mem­bangun masa depan yang lebih sejahtera.

Berdasarkan data KP2MI dan Bank Indonesia, pada tahun 2024, nilai remitansi atau pengiriman uang yang dikirimkan ke Indonesia mencapai Rp251-263 triliun, setara dengan sekitar 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, yang berasal dari lebih dari 3,9 juta pekerja migran Indonesia. 

Rata-rata setiap pekerja mengirimkan sekitar Rp64 juta per tahun atau Rp5,3 juta per bulan kepada keluarga di tanah air.

"Kalau melihat arus remitansi pekerja migran membuka peluang besar bagi industri jasa keuangan nasional juga ya. Artinya, seluruh pelaku industri, baik perbankan, pegadaian, asuransi, maupun lembaga keuangan mikro, punya tanggung yang jawab besar ya, untuk meningkatkan literasi dan juga terutama inklusi," katanya.

Friderica menegaskan bahwa peluncuran buku saku ini merupakan langkah konkret untuk melindungi PMI dari risiko keuangan sekaligus meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola pendapatan.

"PMI yang cerdas finansial, khususnya di era digital, akan meningkatkan kesejahteraan dirinya dan keluarga, serta berkontribusi pada pem­bangunan ekonomi sektor keuangan," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia / Kepala BP2MI, Mukhtarudin menuturkan, apresiasi atas sinergi lintas lembaga yang diwujudkan dalam peluncuran buku saku ini sebagai langkah nyata peningkatan literasi dan pelindungan bagi PMI.

"Buku saku ini menjadi panduan bagi para pekerja migran agar lebih bijak menggu­nakan keuangannya," jelasnya.

Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menjaga data pribadi dan menghindari penipuan yang memanfaatkan rekening atau identitas PMI.

Kategori :