Budi menilai, keterlibatan Pemkab Serang merupakan solusi paling realistis untuk menambah pasokan sampah. Kota Serang memiliki fasilitas TPAS Cilowong yang bisa digunakan bersama, sementara Kabupaten Serang memiliki potensi volume sampah tambahan yang signifikan.
“Selama dibantu pusat, insyaallah tidak ada tantangan. Kita punya TPS, sementara kabupaten tidak punya. Jadi kita kerja sama dengan kabupaten,” kata Budi.
Ia juga menyebut, keterlibatan Kabupaten Serang tidak hanya wajar, tetapi juga pantas mengingat hubungan sejarah kedua wilayah tersebut.
“Iya. Wajar saja, karena kabupaten yang melahirkan Kota Serang. Jadi kalau taruh di kita juga pantas,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Serang, Farach Richi, menambahkan bahwa kerja sama dengan Pemkab Serang menjadi kunci agar proyek ini layak jalan.
Menurutnya, kapasitas sampah Kota Serang memang belum memadai, sehingga harus diperkuat dengan pasokan dari daerah sekitar.
“Kalau hanya mengandalkan sampah dari Kota Serang, kuantitasnya tidak cukup. Karena itu kita harus gandeng Kabupaten Serang. Minimal 1.000 ton per hari agar pengolahan sampah menjadi energi listrik ini bisa efisien dan tidak merugi,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, keberadaan TPAS Cilowong menjadi nilai tambah bagi Kota Serang karena sudah tersedia lahan dan fasilitas dasar.
“TPAS Cilowong ini sudah siap sebagai pusat pengolahan. Jadi tinggal menambahkan pasokan sampah dari Kabupaten Serang untuk memenuhi targetnya,” katanya. (ald)