Pemkot Serang Gandeng Pemkab Kelola Sampah Jadi Listrik

Kamis 02-10-2025,21:59 WIB
Reporter : Aldi Alpian Indra
Editor : Sutanto

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Pemerintah Kota (Pem­kot) Serang berencana men­jalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dalam pengelolaan sampah. Langkah ini ditempuh untuk memenuhi syarat minimal kuantitas sampah sebesar 1.000 ton per hari, sebagai bahan baku pembangkit listrik berbasis pengolahan sampah atau waste to energy (WTE).

Wali Kota Serang, Budi Rustandi, menegaskan bahwa instruksi pe­me­rintah pusat harus dijalankan. Saat ini, Kota Serang hanya mampu menghasilkan sekitar 570 ton sam­pah per hari dari Tempat Pem­buangan Akhir Sampah (TPAS) Cilowong.

Jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan minimal yang ditetapkan agar proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik bisa berjalan efektif.

“Artinya, apa yang disarankan oleh pusat, kita harus kerja sama dengan kabupaten. Karena mini­mal harus 1.000 ton per hari, se­mentara kita hanya punya sekitar 570 ton. Kementerian menyarankan boleh bekerja sama dengan daerah lain supaya bisa memenuhi angka minimal itu. Kalau tidak sampai 1.000 ton, nanti dianggap rugi,” ujar Budi Rustandi, Kamis (2/10).

Menurut Budi, pengolahan sam­pah menjadi listrik tetap akan dipusatkan di TPAS Cilowong. Lokasi tersebut dinilai paling siap untuk menampung volume sam­pah dalam jumlah besar sekaligus menjadi titik pengolahan energi terbarukan.

“Iya, di Cilowong diolah menjadi waste to energy atau listrik. PLN juga sudah hadir kemarin. Jadi ke depan Pemkot dan Pemkab harus bekerja sama, karena kalau tidak jumlah sampahnya kurang,” ungkapnya.

Meski demikian, pelaksanaan program ini masih menunggu arahan teknis dari kementerian terkait. “Itu masih menunggu dari kementerian. Semua ada pro­sesnya,” tambahnya. 

Terkait wacana pembangunan insinerator di beberapa kecamatan, Budi memastikan rencana tersebut tidak akan berbenturan dengan program pusat.

Menurutnya, insi­nerator difokuskan sebagai solusi lokal untuk mengurangi timbunan sampah di tingkat wilayah, sedang­kan program pengolahan di Cilo­wong diarahkan khusus untuk pembangkit listrik.

“Enggak. Insinerator itu rencana­nya di kecamatan, jadi berbeda. Mudah-mudahan lancar agar per­masalahan sampah di Kota Serang bisa selesai,” jelasnya.

Budi menambahkan, hasil pe­ngolahan sampah menjadi listrik nantinya juga diharapkan bisa memenuhi kebutuhan energi masyarakat Serang.

“Iya, untuk menyuplai listrik di Kota Serang juga. Itu bagus sekali,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Budi mengungkapkan sempat ada tawaran investasi dari pihak luar negeri, termasuk dari Cina. Namun, ia menegaskan tawaran tersebut tidak diterima.

“Itu enggak boleh. Karena dana­nya harus dikelola negara untuk rakyat, bukan pihak luar. Jadi tawar­an dari Cina itu tidak jadi. Ke­­menterian akan langsung me­nge­lola agar bermanfaat bagi masyarakat sekaligus membantu subsidi listrik. Lebih baik pusat yang kelola, jadi lebih kuat,” katanya.

Menurutnya, kerja sama cukup dilakukan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. “Betul, cukup pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah. Saya hanya perlu mencari san­dingannya, yaitu kabupaten,” tegas Budi.

Kategori :