SINDANGJAYA — SDN Wanakerta II sampai saat ini belum mendapatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), walaupun demikian ada keraguan dari pihak sekolah terkait banyaknya kasus keracunan makanan dari program MBG.
Apalagi, pihak ahli gizi menyarankan kepala sekolah untuk mencicipi makanan MBG guna mencegah adanya keracunan pada siswa. Hal tersebut membuat pihak sekolah enggan melakukannya. Ini karena pihak sekolah bukan yang meminta melainkan hanya menerima program MBG dari pemerintah pusat.
Kepala SDN Wanakerta II Ahmad Luwih mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima program MBG karena memang belum ada jadwal yang pasti. Akan tetapi, pihaknya juga khawatir jika pihaknya mendapatkan program MBG, nanti ada siswa yang keracunan usai memakan makanan dari program MBG.
”Ini membuat kami dilema. Sebenarnya program MBG ini bagus tetapi ada ke khawatiran dari saya selaku kepala sekolah. Saya takut siswa saya keracunan, makanya saya khawatir karena kita tidak tahu menu makanan apa saja dan prosesnya masakannya bagaimana,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (29/9).
Ahmad menambahkan, pihaknya juga tidak mau mencicipi makanan MBG yang katanya mencegah keracunan pada siswa. Menurutnya, harusnya pihak dapur MBG memastikan makanan sehat dan steril. Artinya, ketika diserahkan ke siswa untuk dikonsumsi, tidak ada masalah.
”Ya harusnya pihak penyelenggara memastikan makanan yang diberikan sehat, seperti lauk yang sesuai dengan gizi, tidak menggunakan bahan yang tidak layak. Jadi bukan sekolah atau kepala sekolah yang memastikan tetapi pihak penyelenggara yang memastikan bahwa makanan yang diberikan aman dan sesuai dengan kandungan gizi yang telah di tentukan,” paparnya.
Sementara itu, Iis salah satu orangtua siswa kelas IV SDN Wanakerta II mengaku takut jika anaknya keracunan. Apalagi melihat berita yang beredar ada yang menggunakan ayam tiren sebagai lauk di MBG. Jadi, dirinya takut anaknya keracunan usai makan dari MBG.
”Kalau sampai terjadi keracunan, saya tidak akan diam. karena bahaya jika di konsumsi anak-anak, apalagi pihak penyelenggara tidak mau bertanggungjawab jika terjadi keracunan. Kita tidak mau itu terjadi, lebih baik perbaiki dulu semuanya jangan anak sekolah di jadikan korban dari MBG,” tutupnya.(ran)