TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — UPTD Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten mulai fokus untuk menyiapkan tenaga kerja asal Banten yang siap menjadi pekerja migran. Salah satunya diawali dengan memperbaiki kepelatihan.
Kepala UPTD Latker Disnakertrans Provinsi Banten, Muhammad Bayuni mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan agar Banten bisa jadi tempat untuk mempersiapkan para pekerja migran.
"Jadi bagaimana ke depan tidak hanya di dalam negeri, tapi juga berfikir untuk menyiapkan tenaga kerja yang ingin ke luar negeri," katanya dalam sambungan telepon, Senin (21/7).
Ia menjelaskan, pelatihan kerja menjadi sorotan setelah adanya kunjungan dari negara Jepang, dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran ke lokasi pelatihan milik Pemprov Banten ini. Hal ini menjadi potensi besar untuk dapat menyumbang tenaga kerja.
"Belum ada kerjasama (dengan Jepang-red), tapi ini ada potensi, dan ini akan menjadi fokus kita," ujarnya.
Namun sebelum itu, pihaknya terus melakukan perbaikan kepelatihan, salah satunya dengan menghadirkan materi Soft Skill atau kemampuan non teknis dalam berkomunikasi. Pelatihan ini pun langsung menghadirkan Human Resources Development (HRD) dari perusahaan. "Pelatihan soft skill ini tidak ada di tahun lalu, dan baru kita laksanakan tahun ini. Ini seperti etika bagaimana di industri, komunikasi disiplin, dan lain-lain dari HRD langsung," ujarnya.
Ia menjelaskan, selama 2025 pihaknya akan melakukan pelatihan sebanyak tiga kali. Pelatihan tersebut diberikan kepada masyarakat meningkatkan dan mengembangkan kompetensi, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja.
"Untuk tahun ini sudah ada satu angkatan, dan sekarang sedang berlangsung untuk angkatan kedua, dan yang ketiga belum," ujarnya.
Dikatakan Bayuni, dalam satu kelas pelatihan mencakup 13 kejuruan, diantaranya pelatihan komputer, animasi, desain grafis, las, menjahit, kecantikan, instalasi listrik, hingga kelatihan motor.
"Jadi mereka dilatih selama 25 hari. Nantinya mereka dapat dua sertifikat. Pertama ada dari internal, dan sertifikat lolos uji kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dan ini berlaku 3 tahun," ungkapnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga memiliki hubungan terhadap beberapa perusahaan yang ada di Banten. Sehingga informasi lowongan pekerjaan dapat langsung disampaikan kepada peserta pelatihan.
"Biasanya pabrik minta kerjasama dengan kami, misalnya ada 10 (kebutuhan pekerja-red) maka kami sampaikan ke mereka (peserta-red). Kami juga berikan kesempatan kalau ada untuk magang," terangnya.
Sebelumnya, Gubernur Banten, Andra Soni mengaku, saat ini di tengah banyaknya pabrik yang tutup di Banten, ternyata banyak juga industri yang mendaftar untuk dibangun di Banten. Maka dari itu pihaknya harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), dan memperkuat infrastruktur.
"Kita ini salah satu tujuan hilirisasi ya, kenapa kita menjadi tujuan hilirisasi pertama infrastruktur kita lebih lengkap daripada tempat yang lain, kedua suplay listrik baik, ketiga punya pelabuhan dan tenaga kerja," paparnya. (mam)