TANGERANGEKSPRES.ID - Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, di Desa Kramatwatu, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, masih kebingungan untuk membuka usaha apa yang bisa menguntungkan.
Pasalnya, sampai sekarang belum ada pelatihan seputar perkoperasian untuk bagaimana cara mengelolanya, hanya sebatas dibentuk dan ditetapkan struktur keorganisasiannya.
Ketua Kopdes Kramatwatu, Kecamatan Kramatwatu, Edi Mustofa mengatakan, pihaknya belum tahu harus membuka bisnis apa untuk memulainya, baru sebatas memverifikasi potensi di desanya dan pembentukan struktur dari keanggotaannya.
Meskipun Mendes PDT Yandri Susanto menyebut, segala sesuatu yang sifatnya bisa dibisniskan silahkan untuk membuat bisnisnya, tinggal ajukan ke bank dan nanti bank yang urus semuanya perihal pendanaan, namun hal itu dianggapnya baru sekedar wacana yang belum diketahui kenyataan kedepannya.
"Pinjam dulu ke bank untuk modal bisnis kan baru wacana, apakah prosesnya mudah atau tidak kita belum tahu. Saat ini, kita baru memverifikasi kira-kira apa saja yang bisa dijadikan bisnis, dan kita awali dulu untuk pembuatan database digital, supaya transparansi, keterbukaan informasi dan sistem pelaporan yang betul-betul akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan," katanya kepada wartawan usai acara penyerahan akta pendirian Kopdes Merah Putih, di lapangan indoor Pemkab Serang, Rabu 2 Juli 2025.
Edi mengaku, sampai sekarang belum terlihat potensi apa saja yang ada di desanya untuk bisa dijadikan koor bisnis.
Karena di desanya, manset warganya tentang koperasi ini yaitu hanya simpan pinjam, yang kemungkinan banyak memakai prodak tersebut.
"Warga ini hanya tau koperasi itu simpan pinjam, tapi tetap akan kita fasilitasi dengan mempertimbangkan seperti apa permodelannya, aplikasi apa yang cocok untuk menjalankan bisnis ini. Karena, kalau tanpa dilakukan dengan aplikasi atau sistem akan sulit kita nanti memberikan satu treking pendataan dan pelaporan, masih tahapan kajian ini," ujarnya.