Kolaborasikan Puisi, Drama dan Musik dalam Satu Pertunjukan

Rabu 20-09-2017,05:33 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Sepuluh sajak karya pujangga Away Enawar diolah secara kreatif menjadi sebuah musikalisasi puisi dan lakon dramatik. Keduanya disusun secara kronologi tematik sehingga menghasilkan alur pertunjukan yang dinamai konser turbulensi. Turbulensi merupakan kumpulan sajak Away Enawar. Dari kumpulan sajak itu, sepuluh sajaknya akan diolah kreatif menjadi musikalisasi puisi dan lakon dramatik yang dirangkai secara kronologi tematik sehingga menjadi alur pertunjukan. “Karena itu, Konser Turbulensi yang akan kami persembahkan tak semata menghadirkan puisi dengan musikalisasi yang digelar secara orkestratif tapi menjadi drama musikal. Karena memiliki rangkaian adegan atau peristiwa dramatik yang dimainkan sekitar dua puluhan aktor dengan bernuansa etnik hasil perpaduan alat musik modern dengan gamelan dan unsur bunyi etnis lainnya dari khasanah seni budaya Indonesia,”ucap Away Enawar, selaku sutradara konser turbulensi  saat konferensi pers di UMT, Selasa (19/9). Dirinya menerangkan, penanamaan turbulensi diambil dari adanya guncangan yang terjadi pada zaman modern seperti ini. Namun, dirinya ingin menunjukkan bahwa turbulensi tidak hanya bersifat merusak. "Kita akan memperlihatkan turbulensi-turbulensi yang ada pada zaman sekarang, guncangan di kehidupan pasti selalu ada, tapi guncangan-guncangan itu juga dapat bersifat positif," ujarnya. Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Tangerang, Desri Arwen menambahkan, selain menampilkan bentuk kolaborasi sastra, musik, tari dan akting teatrikal, konser yang diproduseri Madin Tyasawan tersebut juga berkolaborasi dengan multimedia sebagai ilustrasi dari tema-tema puisi dan adegan dramatik. Tak hanya itu, diperkuat pula oleh teknik pencahayaan dan tata artistik panggung. “Puisi itu rangkaian kata-kata indah. Ditambah musikalisasi untuk menghibur dan mengabdi kepada masyarakat. Ini merupakan bagian pengabdian UMT yang tercantum dalam catur dharma perguruan tinggi,”jelasnya. Menurutnya, konser turbulensi akan menampilkan keadaan masyarakat pada saat ini terlebih konser ini pun bernilai pendidikan. Nantinya akan ada sekitar 2.500 penonton yang akan menyaksikan konser musikal tersebut. "Kita memilih Graha Bhakti Budaya di TIM karena tempat tersebut memang dapat mendukung penggambaran turbulensi itu sendiri, sehingga nantinya akan menyentuh penonton," ujarnya. (mg-01)

Tags :
Kategori :

Terkait