"Bukan permukiman penduduk. Semua kawasan hutan. Itu alasan mereka terus halu semua memprovokasi. makanya enggak pernah bisa bawa yang katanya ada korban digusur paksa dan diintimidasi," ucapnya.
"Karena semua warga merasa jual-beli selama ini sesuai harga pasaran, cocok dan sesuai kesepakatan," ucapnya lagi.
Muannas Aladid bahkan menjamin semua warga masyarakat dan pemilik lahan tidak ada yang merasa dirugikan, semua yang sudah melakukan transaksi selama ini aman dan damai.
Karena itu, Muannas Alaidid mengaku perlu melawan narasi yang dibangun Said Didu Cs dalam melontarkan isu PSN dan PIK 2.
"Bukan lantaran saya ini konsultan pengembang, tapi biar orang enggak termakan isu sampah dan mudah diadu domba karena mendapat informasi yang salah," ujarnya.
Ia pun berharap, isu yang sedang marak ini tidak memengaruhi investor yang ingin membangun PSN dan PIK 2 yang sedang digalakkan kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha menuju indonesia 2045.
"Kalau ada investor tentu harus dilindungi dari 'tangan-tangan jahil'. cari investor itu susah bukan main. Kalau mereka kabur, ujungnya masyarakat setempat yang dirugikan," katanya.
"Kemudian hilangnya potensi perekonomian, hilang lapangan pekerjaan, dan pendapatan daerah melalui pajak baik di pusat dan daerah yang bisa dimanfaatkan juga dari kunjungan wisata, Apalagi PSN - PIK 2 tidak ada anggaran negara sama sekali," ungkapnya.