Sebelumnya, dia mengaku telah melakukan upaya melalui diskusi dan pengajuan dengan PT RIL, selaku pihak kedua dari Management MoS. Kemudian, ada kesepakatan untuk menaikkan gaji dengan catatan ada pengurangan pegawai sebanyak enam orang, karm.
"Kami sepakati dan kami ajukan, tapi tidak ada respon. Alasannya, kontrak dengan manajemen MoS kecil, jadi gaji kami pun menyesuaikan," tuturnya.
Padahal sebelumnya, dalam kontrak Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PWKT) pihak PT RIL memberikan gaji sebesar Rp3.200.000 per bulan. Namun, pemberian upah tersebut hanya berlangsung selama satu bulan, selanjutnya hingga sekarang pekerja hanya menerima Rp2.900.000.
"Itupun dipotong Rp100.000. Makanya, kami minta ke Disnaker untuk mencari solusi bersama dan menyesuaikan gaji kami, minimal Rp3.800.000, kalau tidak mampu UMK," ucapnya.
Seorang pekerja sekaligus pelapor Andre Gilang mengatakan, selama ini dirinya beserta pekerja lain tidak mendapatkan upah sesuai dengan UMK Kota Serang, bahkan jauh dari standar gaji pada umumnya.
"Sekarang ini kami hanya terima gaji Rp2.900.000 per bulan, dan dipotong Rp100.000, jadi setiap bulan hanya terima Rp2.800.000," ujarnya.
Selama ini, dia mengaku, setiap kali melakukan perpanjangan kontrak kerja dengan PT RIL selaku pihak kedua dari Mall of Serang (MoS) tersebut selalu mengalami penurunan upah. Mulai dari Rp3.400.000, kemudian turun menjadi Rp3.200.000, dan turun kembali sebesar Rp2.900.000 per bulan.
"Saya sudah 13 tahun kerja di sana, tapi setiap perjanjian kontrak baru gajinya makin turun. Bukannya naik, malah sekarang dari Rp3.400.000, menjadi Rp2.900.000, itu pun kotor, karena ada potongan BPJS dan lain-lain," tuturnya. (*)