Kalau di compare dengan daging dari negara lain jauh sangat kompetitif. Gimana caranya masyarakat Indonesia bisa mengkonsumsi protein hewani lebih dari sekali dalam seminggu, bisa dua atau tiga kali.
Beberapa kuliner Indonesia cocok pakai daging kerbau.Mengenai stok selalu ada. Di Indonesia juga Alhamdulillah. “Target penjualan kita sebenarnya dari daging, tujuan utama untuk meningkatkan warmness yang kita cari. Gimana caranya untuk bisa meningkatkan konsumsi daging kerbau di Indonesia.”jelasnya.
Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto, menjelaskan, tahun ini produksi konsumsi daging sebanyak 300 ribu (ton). “Itu bisa dipenuhi dari daging kerbau bisa dipenuhi dari daging sapi. Tapi yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana kita meningkatkan produksi dalam negeri.”katanya.
Dia menekankan, produksi daging ini tidak boleh tergantung dari impor.Makanya untuk meningkatkan produksi daging nasional harus di genjot.
“Jadi kerbau pun kita bisa budidaya di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi. Itu bisa kita kerjakan dalam rangka untuk mengurangi impor.”jelasnya.
Masyarakat pun bisa mengakses atau membeli daging dengan harga terjangkau.
“Tapi disisi lain kita juga harus meningkatkan produksi dalam negeri. Daging kerbau dengan harga Rp 80, harga daging sapi Rp 130.”ungkapnya.
Harga daging kerbau yang murah ini menjadi referensi masyarakat untuk konsumsi daging kerbau. Karena tidak lagi menganggap itu nomor 2. “Jadi produksi kita tingkatkan. Kemudian konsumsi untuk daging produk dalam negeri kita tingkatkan.”pungkasnya. (*)