Ritual Ziarah Kubur Dijilat Anjing, Begini Penjelasan MUI

Rabu 15-02-2023,14:09 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Tangerang Ekspres.do.id - Ritual ziarah kubur dengan dijilati anjing viral di media sosial. Kejadian itu punmendapatkan tanggapan dari Majelis Ulama Indonesia setempat. MUI bersama pimpinan Kecamatan Cisoka melakukan konferensi pers di Aula kecamatan terkait ritual membawa anjing hitam, Rabu (15/2). Dalam konferensi itu, Camat Cisoka Encep Sahayat menerangkan terkait hasil monitoring dan klarifikasi di lapangan. Terkait aktivitas ritual ziarah kubur di Kampung Cibuluh, RT02/02, Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka yang viral di media sosial, menurutnya sudah dibahas dalam rakor hari sebelumnya Selasa 14 Februari 2023. “Saudara Aliyudin yang merupakan pemilik tempat sudah klarifikasi kalau kegiatannya tidak sesuai dengan kaidah Islam sebagai dilakukan warga pada umunya. Saudara Ailyudin bersedia menghentikan kegiatan tersebut,” jelasnya saat konferensi pers di Aula Kecamatan Cisoka, Rabu 15 Februari 2023. Area makam yang dipakai untuk ritual ziarah kubur dengan membawa anjing pun sudah dibongkar oleh pemiliknya sendiri. Pembongkaran dilakukan tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Bahkan, kata Encep, Saudara Aliyudin sudah meminta maaf kepada seluruh masyarakat. Ia juga membongkar sendiri bangunan menyerupai makam. "Aliyudin berjanji tidak meneruskan dan menghentikan. Yang bersangkutan juga menyatakan tidak benar isu yang beredar semakin dijilat anjing hitam miliknya semakin banyak rejeki,” jelasnya. Pada bagian lain, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Cisoka Kiyai Juhri menjelaskan terkait ritual ziarah kubur dengan membawa anjing di wilayahnya. Menurut Juhri, aktivtas itu tidak sesat. “Itu tidak sesat. Tadi sudah dibacakan yah rilisnya, sesuai dengan rilis saja,” katanya. Sementara, informasi yang diperoleh TangerangEkspres.co.id, bangunan yang digunakan ritual di Kampung Cibuluh, Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka dinamakan padepokan. Bangunan tersebut terlihat semi permanen di mana makam yang dijadikan lokasi ritual disusun secara berundak dari batu bata merah dan berlokasi di tengah perkampungan warga. Peziarah mengenali bangunan tersebut lantaran ada dua tugu yang disusun secara berundak dari batu bata merah. Pendopo dicat warna hijau dengan ditempeli makam ulama terkenal di Banten dan foto ulama Tuan Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani. Warga awal mula tidak mencurigai kegiatan ritual tersebut. Namun, dua minggu belakangan baru terbongkar adanya praktik ritual yang tidak lazim. Yakni, membawa anjing hitam ke dalam lokasi makam dan peziarah wajib dijilati anjing sebelum ritual. Informasi yang didapat, peziarah rata-rata ingin untuk disembuhkan penyakit. Serta, urusan atau masalah usaha dilancarkan. Reporter: Asep Sunaryo Editor : Endang Sahroni

Tags :
Kategori :

Terkait