Nasib seseorang tidak yang tahu. Bila ada kesungguhan, maka apa yang dicita-citakan bakal tercapai juga. Begitu yang dialami Letda Samsul Huda, perwira remaja TNI AL yang baru saja dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Selasa (25/7).
Perwira muda TNI AL asal Lamongan, Jawa Timur ini nasib begitu gemilang. Betapa tidak, mantan office boy ini tidak hanya sekadar menjadi kebanggaan orang tua, bahkan mampu meraih penghargaan Adhi Makayasa (lulusan terbaik) selama menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL).
Pelantikan Selasa (25/7) merupakan kali pertama setelah 14 tahun, upacara kelulusan taruna-taruni Akpol dan Akademi TNI kembali dilaksanakan di halaman Istana Merdeka.
Kali terakhir upacara yang lazim disebut Prasetya Perwira (Praspa) itu digelar pada 2003 di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Setelah itu, selama 14 tahun terakhir, Praspa dilaksanakan bergiliran di masing-masing akademi dengan presiden sebagai inspektur upacara.
Sesuai tradisi, Presiden kemarin juga mengukuhkan empat orang peraih Adhi Makayasa alias lulusan terbaik di masing-masing matra.
Mereka adalah Letda Wiraswanrill Sagara asal Dairi, Sumut (TNI AD), Letda Samsul Huda asal Lamongan, Jatim (TNI AL), Letda Bernardinus Yoga Kristian asal Bantul, DIJ (TNI AU), dan Ipda Ade Hertiawan Yuliansyah asal Ketapang, Kalbar (Polri).
Samsul mengaku bersyukur atas capaiannya itu. Sebab, perjuangannya tidak bisa dibilang mudah untuk menjadi taruna. Samsul lulus dari SMAN 1 Babat, Lamongan, pada 2011. Dia ingin langsung mendaftar sebagai calon taruna. Namun, usianya yang kala itu masih 17 tahun belum memenuhi syarat untuk bisa mendaftar sebagai calon taruna.
Dia menjajal peruntungannya setahun kemudian, dan gagal saat tes kesehatan. Kegagalan itu tidak membuatnya menyerah, dan langsung muncul keinginan untuk ikut seleksi lagi tahun berikutnya. Selama masa menunggu setahun, dia tidak ingin menganggur. Jadilah dia merantau ke Jakarta demi membantu perekonomian keluarga. Slamet, sang ayah, adalah petani.
Rupanya, takdir membawanya ke markas besar TNI AL di Cilangkap, Jakarta Timur, meski tidak menjadi tentara. "Saya menjadi office boy, tenaga PHL (pekerja harian lepas) di Mabes AL," lanjut pemuda kelahiran 29 April 1994 itu.
Sepuluh bulan lamanya dia berada di lingkungan militer AL, melayani berbagai kebutuhan kerja para staf TNI AL. Hal itu membawa berkah tersendiri bagi Samsul. Dia mulai mempelajari seluk beluk ketentaraan lewat komunikasi dengan para staf, sembari menempa diri lebih keras lagi demi ikut seleksi. Hasilnya, pada 2013 dia sukses menembus seleksi calon taruna AAL.
Tahun ini, ada 729 taruna-taruni yang diwisuda oleh Presiden Joko Widodo. Terdiri dari 225 lulusan Akmil, 94 AAL, 118 AAU, dan 292 lulusan akpol. Presiden mengingatkan, para perwira muda itu merupakan masa depan TNI dan Polri. Dalam 30 tahun ke depan, para perwira itu yang akan menentukan arah TNI dan Polri. Termasuk menjadi pucuk pimpinannya.
"Saudara-saudara yang nanti akan membentuk dan menjalankan adaptasi maupun reformasi institusi," pesan Jokowi.
Para perwira muda itu akan menghadapi tantangan yang berbeda dengan yang ada saat ini. Tugas utamanya sudah jelas, menjaga NKRI dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia.
Perbedaan itu makin jelas karena dalam beberapa puluh tahun ke depan giliran generasi yang akan memimpin Indonesia. Kondisi itu jelas akan mengubah wajah Indonesia. "Kreativitas dan inovasi mereka akan mengubah cara kerja dan seluruh kehidupan bangsa, baik menyangkut pelayanan publik, bisnis, dan lainnya," pungkas Jokowi (byu/oki)