TANGERANG -- Kampung Keusik, Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, jadi sentra pembuatan tahu. Di kampung tersebut beragam jenis tahu diproduksi. Namun sayangnya, para Perajin membuang limbahnya ke irigasi. Saat irigasi dalam kondisi kering, limbah tahu menimbulkan bau tak sedap sehingga mengganggu kenyamanan warga sekitar. Kepala Seksie Trantibum dan Linmas Kecamatan Rajeg Jenal Mutakin mengatakan, akan melakukan pemanggilan kepada sejumlah perajin tahu di alamat tersebut, Senin pekan depan. "Nanti, Senin besok, saya panggil-panggilin untuk ke kantor kecamatan," kata Jenal Mutakin saat wartawan meminta tanggapannya tentang limbah tahu yang cemari irigasi, di kantornya, Kamis (27/10). Dilanjutkan Jenal, dirinya pun menyarankan warga membuat petisi tandatangan penolakan, tentang pembuangan limbah tahu yang tanpa dikelola dahulu di instalasi khusus sebelum dibuang ke irigasi. Dengan adanya surat permohonan resmi kepada pemerintah, menurut Jenal, akan menjadi salah satu dasar pemerintah menindaklanjuti keluhan warga. Selain itu, agar Trantib tidak disangka perajin mencari-cari kesalahan. Jenal pun mengakui, persoalan bau tak sedap yang ditimbulkan dari limbah pabrik tahu selalu muncul saat momen irigasi mengering. Biasa kalau irigasi tidak kering, limbah tahu terbawa air irigasi. Sebelumnya diberitakan, sejumlah perajin tahu mengakui limbah cair sisa produksi tahu menimbulkan bau yang tak sedap. Holidin, salah seorang pemilik usaha tahu goreng, mengakui limbah cair sisa produksi tahu goreng menimbulkan bau yang tak sedap untuk dicium. Namun menurutnya, bau tak sedap terjadi karena irigasi sedang mengering. "Kalau air irigasinya jalan. Biasa limbah cair sisa produksi tahu goreng kebawa arus air irigasi. Ini karena tanggul irigasi lagi jebol di Pangadegan Pasar Kemis, jadi irigasi ga ngalirin air," jelas pria yang akrab disapa Sadut ini kepada wartawan, kemarin. Namun, dikatakan Sadut, limbah cair sisa produksi tahu bukan hanya dari tempat usahanya saja. Ada sejumlah tempat usaha tahu milik orang lain yang juga membuang limbah cair sisa produksi tahu. "Apalagi, saya mah cuma ngabisin bahan baku kacang kedelai 3 kwintal doang. Yang lain lebih banyak dari saya. Ada yang ton-tonan," ungkap Sadut menunjuk ke pabrik tahu dekat jembatan perumahan Griya Asri Sukamanah (GAS). Terpisah, Yusuf, pemilik pabrik tahu yang ditunjuk Sadut, mengatakan, limbah cair sisa produksi tahu goreng lebih mengakibatkan bau tak sedap, dibandingkan limbah cair sisa produksi tahu putih. "Saya cuma bikin tahu putih. Walaupun limbahnya bau, tapi ga langsung bau. Beda dengan limbah tahu goreng, sangat bau asam, yang bikin cepat keluar bau tak sedap. Dari warnanya saja lebih keruh," kata Yusuf. (zky)
Akan Panggil Sejumlah Perajin Tahu yang Cemari Irigasi, Trantib Dorong Warga Buat Petisi
Kamis 27-10-2022,14:09 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :