Banten Bebersih, Banten Lama Dibersihkan

Sabtu 22-07-2017,05:44 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERANG-- Pemprov Banten membuat kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota Serang soal revitalisasi kawasan Banten Lama. Kesepakatan itu dituangkan dengan penandatanganan nota kesepahaman tentang Penataan Kawasan Wisata Banten Lama oleh Gubernur Banten Wahidin Halim, Walikota Serang Tb Haerul Jaman dan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah. Ketiganya melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) saat apel kegiatan Banten Bebersih di Alun-alun Masjid Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Jumat (21/7). Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Wahidin Halim menyayangkan kondisi dan citra Banten Lama selama ini di tengah masyarakat, baik berasal dari Banten maupun wisatawan dari luar daerah. “Banten Lama itu kumuh, Banten Lama itu Jorok, Banten Lama itu kotor. Mulai hari ini, tidak ada lagi kesan seperti itu di Banten Lama,” kata Wahidin dengan nada tinggi di hadapan ribuan peserta apel yang terdiri dari berbagai instansi, ormas, pendekar, dan lainnya. Wahidin berharap kegiatan bersih-bersih lingkungan secara bersama-sama di Gerakan Banten Bebersih yang digelar di 11 titik di Kota Serang, termasuk di kawasan Banten Lama ini bisa menjadi momentum atau tanda dimulainya kerja penataan Banten Lama dan Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten. “Jadi bukan cuma hari ini kita akan bersih-bersih seperti ini, tapi untuk seterusnya. Masing-masing pemerintah daerah bisa mengagendakan kegiatan bersih-bersih di lingkungan dan daerahnya setiap hari Jumat seperti sekarang ini,” ujarnya. Dijelaskan Wahidin, Ia membandingkan dengan monumen sejarah di luar. Ia menilai, kesadaran masyarakat di luar Banten sangat tinggi terhadap sejarah, maka tempat-tempat bersejarah terawat dan banyak dikunjungi wisatawan. Khusus mengenai sampah dari pengunjung, Wahidin ingin dikelola dengan serius. Pihak kenadziran menyediakan tempat sampah dan pengunjung sadar akan kebersihan. “Saya tegaskan, kehadiran Pemprov dalam penataan kawasan Banten Lama tidak dalam upaya untuk menguasai pengelolaan kawasan. Kami sifatnya hanya membantu sesuai kewenangan kami, termasuk membantu anggaran jika memang diperlukan. Jadi saya dan Pak Andika datang ke Banten Lama bukan untuk menguasai. Jadi kami akan maju terus kalaupun ada yang menghalangi,” sambungnya. Wagub Andika Hazrumy selaku koordinator kerjasama penataan Kawasan Banten Lama mengatakan, Pemkot Serang sebagai leading sektor penataan telah memiliki grand design atau perenacanaan penataan yang akan dilakukan. “Bappeda Kota Serang sudah memiliki blue print penataan kawasan Banten Lama. Nanti akan kita bahas secara bersama-sama yang terlibat dengan MoU tadi,” kata Andika. Menurut Andika, mulai di APBD perubahan tahun ini, pemprov akan mulai melakukan penganggaran-penganggaran secara khusus untuk program bantuan penataan Banten Lama tersebut. “Misalnya mungkin pemprov bisa bantu dalam pembuatan DED (detail engineering design). Kalau memang bisa, itu akan kita anggarkan di perubahan (APBD-P 2017),” ujarnya. Lebih lanjut Andika menjelaskan tentang diperlukannya relokasi sebagai bagian dari penataan kawasan Banten Lama. Menurutnya, UU tentang Cagar Budaya jelas mengatur mengenai harus sterilnya zona ini kawasan cagar budaya. “Itu kan artinya perlu relokasi bangunan-bangunan yang tidak ada kaitannya dengan cagar budaya seperti rumah warga dan pedagang, yang untuk Banten Lama ini informasinya zona intinya itu sekitar 70 hektar,” jelasnya. Berdasarkan pantauan, usai apel gubernur didampingi wagub juga menyempatkan diri meninjau kawasan Banten Lama. Sepanjang rute peninjauan keduanya yakni diantaranya melintasi kawasan pasar, terminal, dan situs Keraton Surosowan, yang memang tampak kumuh. Di kawasan pasar, tenda-tenda pedagang kaki lima tampak sangat tidak sedap dipandang mata, karena terbuat dari material yang mudah kotor dan rusak seperti terpal. Di kawasan terminal, juga tampak sangat kotor berdebu, serta sampah yang berserakan. Begitu juga di kawasan situs Keraton Surosowan. Selain tidak terawat alias banyak terdapat kerusakan, situs juga ditumbuhi semak belukar, serta kolam-kolam yang berair kotor. Rombongan pun menyempatkan untuk menunaikan salat Jumat berjemaah di Masjid Agung Banten Lama. Setelah itu, rombongan melanjutkan ke daerah pesisir. Di sana mereka melakukan penanaman ribuan pohon mangrove di perairan teluk, tepatnya di kampus Sekolah Tinggi Perikanan, Desa Pancer, Kecamatan Kaseman. Gerakan ini merupakan kerjasama antara Pemprov Banten dengan Pemkot Serang, PT Chandra Asri, LSM Rekonvasi Bhumi dan element masyarakat sebagai bentuk kepedulian lingkungan pesisir.(tb/ang/bha)

Tags :
Kategori :

Terkait