Rp 17 Miliar Lebih Anggaran Rehab dan Peningkatan Daerah Irigasi

Kamis 20-07-2017,05:49 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Menurunnya debit air irigasi menjadi  salah satu faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun atau bahkan pemukiman. Untuk mengantisipasi hal tersebut setiap tahunnya dilakukan rehabilitasi ataupun peningkatan jaringan irigasi di sejumlah subak yang bertujuan untuk memaksimalkan irigasi di setiap subak.

Di tahun 2017 ini, di Kabupaten Tabanan ada 15 paket rehabilitasi jaringan irigasi dan 25 paket peningkatan jaringan irigasi yang dilakukan dengan total 40 paket. Dimana hingga saat ini untuk rehabilitasi irigasi sudah berjalan mencapai 75 persen. Sedangkan peningkatan jaringan irigasi baru mulai kontrak 7 Juni 2017 lalu.
Rehabilitasi sendiri dilakukan terhadap bangunan yang sudah ada namun mengalami kerusakan seperti retak dan lainnya. Sedangkan peningkatan jaringan irigasi dilakukan untuk mengubah saluran irigasi tanah menjadi salurang pasangan beton dan batu kali.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Tabanan, I Ketut Sadra menjelaskan, 15 paket rehabilitasi jaringan irigasi dilakukan di delapan Kecamatan yang ada di Tabanan. Yakni Penebel 3 paket, Baturiti 2 paket, Selemadeg Timur 2 paket, Kerambitan 3 paket, Tabanan 2 paket, Kediri 1 paket, Pupuan 1 paket dan Selemadeg Baratb 1 paket. “Sedangkan untuk peningkatan jaringan irigasi dilakukan di seluruh Kecamatan di Tabanan kecuali Selemadeg karena kepengamatannya menjadi menjadi satu dengan Kecamatan Selemadeg Barat,” ujarnya Senin (17/7). Adapun pelaksanaan peningkatan jaringan irigasi dilakukan di Penebel sebanyak 5 paket, Marga 3 Paket, Kediri 3 paket, Tabanan 2 paket, Baturiti 2 paket, Selemadeg Timur 5 paket, Pupuan 1 paket, Selemadeg Barat 2 paket, dan Kerambitan 2 paket. “Untuk rehabilitasi kami lakukan sepanjang total 5.407 meter pasangan beton dan pasangan batu kali ditambah 1 penguras, 1 bangunan pelimpah, dan 1 bangunan sadap. Sedangkan untuk peningkatan jaringan irigasi kami lakukan sepanjang total 16.046 meter pasangan beton dan batu kali ditambah 8 bendung, 3 bangunan sadap, 10 penguras, 2 bangunan pelimpah dan 2 bangunan terjun,” bebernya. Sadra menambahkan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi di tahun 2017 ini menggunakan dana yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) penugasan sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan besaran untuk rehabilitasi total Rp 2.925.000.000 dan total anggaran untuk peningkatan jaringan irigasi sebesar Rp 14.217.000.000. Dibandingkan dengan tahun 2016, jumlah jaringan irigasi yang mendapatkan rehabilitasi dan peningkatan di tahun 2017 cukup meningkat. Dimana di tahun 2016 hanya ada 11 paket rehabilitasi jaringan irigasi dan 12 paket peningkatan jaringan irigasi karena memang anggaran di tahun 2017 dikatakannya lebih besar. Di Tabanan sendiri terdapat sebanyak 220 daerah irigasi yang tersebar di 10 Kecamatan di Tabanan sesuai dengan Permen PU Nomor 14 Tahun 2015 tanggal 21 April 2015. Dari jumlah tersebut, 24 daerah irigasi pengelolaannya merupakan kewenangan Pusat yakni 10 daerah irigasi yang ada di sepanjang Tukad Yeh Ho, 9 daerah irigasi yang ada di sepanjang Tukad Yeh Sungi, dan 5 daerah irigasi yang ada di sepanjang Tukad Yeh Penet dengan luas total mencapai 9.468 hektar. “Kemudian ada dua derah irigasi yang pengelolaannya merupakan kewenangan Provinsi yakni daerah irigasi yang ada di perbatasan Jembrana yakni daerah irigasi Yeh Leh dan daerah irigasi Tukad Balian dengan luas total 1.134 hektar,” lanjut Sadra. Sedangkan sisanya sebanyak 194 daerah irigasi lainnya pengelolaannya merupakan kewenangan Kabupaten Tabanan dengan total 16.749 hektar. Kedepannya, pihaknya akan mengusulkan sejumlah daerah irigasi yang ada di kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) agar dikelola Pusat mengingat saat ini di kawasan WBD baru ada satu daerah irigasi yang dikelola Pusat yakni daerah irigasi Jatiluwih karena berada di sepanjang Tukad Yeh Ho.  (bx/ras/yes/JPR)
Tags :
Kategori :

Terkait