Kesbang Ajak Tokoh Agama Cegah Radikalisme

Rabu 14-10-2020,02:55 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIPUTAT-Badan Kesatuan Bangsa (Kesbangpol) dan Forum Ketukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel mengajak tokoh agama menciptakan suasana kondusif dari isu-isu radikalisme dan terorisme. Hal tersebut dilakukan dengan mengadakan pembinaan kerukunan antar umat beragama untuk menangkal radikalisme dan terorisme di Aula Blandongan, Balai Kota, Selasa (13/5). Kepala Kesbangpol Kota Tangsel Wawang Kusdaya mengatakan, sebenarnya semua agama mengajarkan kebaikan dan tidak ada yang membuat radikalisme dan terorisme. "Selama ini terjadi radikalisme itu sebagai dampak buruk pemahanan oknum-oknum yang terinspirasi paham-paham lain, sehingga ada ketidakpuasan maka kerap bilang jihat, dan muncul isu sara," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (13/10). Wawang menambahkan, pada hakikatnya semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian. "Di Kota Tangsel radikalisme yang patut diwaspadai tidak kelihatan namun, program Kesbang untuk mendeteksi khawatir ada aktivitas radikalisme dan terorisme dengan membuat acara seperti ini," tambahnya. Sementara itu, Ketua FKUB Kota Tangsel Fachruddin Zuhri mengatakan, dalam dialog tersebut mengatakan, dinamika dalam masyarakat cukup dinamis. "Yakni radikalisme dan terorisme itu sulit dipungkiri tapi, kita tidak mungkin dengan cepat mendeteksinya," ujarnya. Fachrudin menambahkan, tidak ada satu agama manapun yang membenarkan dan mengajarkan serta menganjurkan pertikaian, permusuhan yang merusak hubungan satu sama lain sesama manusia. "Kalau terkait pilkada dan saya sering mengingatkan dalam duahal, yakni tengok KTP kita yakni sama-sama logo agaruda, dan tengok kolom agama dan tidak ada yang kosong dan kita punya agama," tambahnya. Menurutnya, terkait demokrasi, kita lahir karena kita berbeda. Artinya perbedaan pilihan dan kontestasi pemilihan kepada daerah tidak bisa dihindari. Tetapi beberapa hari kemudian akan ketahuan pemenang dan kontestasi pesta demokrasi ada pemenang dan ada yang kalah. "Masyarakat Tangsel yang motonya cerdas modern dan religius ini sedang diuji, apakah kita pantas menjadi warga Tangsel atau tidak. Maka demokrasi harus berproses dan kita sebagai orang didalamnya harus belajar dewasa, beda pendapat dab pilihan boleh tapi kuncinya sama-sama masyarakat Indonesia dan makluk Tuhan," tutupnya. (bud)

Tags :
Kategori :

Terkait