JAKARTA-Paham radikal ISIS disebar di dunia maya. Lewat internet Mulyadi (28) terpengaruh oleh ajaran teroris. Ia lantas beraksi sendiri menusuk anggota Brimob yang usai melaksana salat di Masjid Faletehan, dekat Mabes Polri beberapa hari lalu. Mulyadi pun tewas ditembak polisi. Dari hasil penyelidikan, penjual kosmetik di pasar Roxy Bekasi itu, merupakan lone wolf yang tercuci otaknya dan menjadi simpatisan ISIS melalui internet. Tidak ada hubungan struktural dengan kelompok manapun yang terafiliasi ISIS. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rikwanto mengungkapkan, hasil pemeriksaan saksi dan analisa terhadap kasus itu ditemukan bahwa Mulyadi ini terkooptasi paham radikal dari berbagai situs radikal dan grup messenger yang diikutinya. ”Dari internet itu dia mengetahui paham radikal,” ujarnya. Asumsi itu menguat karena hingga saat ini belum ditemukan adanya keterhubungan Mulyadi dengan kelompok tertentu. Dalam analisa informasi dan teknologi (IT) melalui alat komunikasi pelaku, sama sekali tidak ada jejak komunikasi dengan orang atau kelompok tertentu. ”Yang terlihat adanya banyak konsumsi terhadap situs radikal dan grup radikal yang menyebarkan ajarannya. Tak ada komunikasi apapun dengan Bahrun (pentolan ISIS Asia Tenggara) atau orang yang diduga anggota kelompok teror,” jelasnya. Bagaimana Mulyadi berani melakukan aksi teror? Dia mengatakan, kemungkinan besar aksi teror secara sendirian ini dilakukan karena termotivasi maraknya materi-materi yang diunggah pada grup radikal. ”Khususnya soal amaliyah dengan modus menusuk dan perampasan senjata,” paparnya. Dia menjelaskan, dari pemeriksaan terhadap teman Mulyadi sejak SMA yang bernama Angga, diketahui bahwa pada Minggu (25/6) Mulyadi menginap di rumah kosnya hingga Senin (26/6). ”Selama menginap ini Mulyadi menunjukkan video-video ISIS,” tuturnya. Mulyadi, lanjutnya, juga menceritakan tentang persoalan jihad pada temannya tersebut. ”Setelah itu Angga ini mengantar Mulyadi ke stasiun Palmerah. Mulyadi menyebut ingin bertemu temannya,” ujarnya. Teman Mulyadi lainnya, Zulkifli dalam kesaksiannya juga menyebut seringnya pelaku melihat video ISIS dan berbagai ajarannya. ”Zulkifli ini teman satu kosan. Sejak akhir 2016 Mulyadi disebut kerap nonton video ISIS,” terang Rikwanto. Terkait senjata pisau sangkur, diketahui bahwa pisau tersebut dibelinya dari sebuah situs belanja online. ”Kakak iparnya menyebut pisau itu dibeli tiga bulan yang lalu,” urainya. Sementara Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, sudah banyak situs radikal yang ditangani dengan cara diblokir. Namun, ternyata semua itu terus tumbuh dengan menggunakan alamat situs lainnya. ”Tentu ini perlu diatasi bersama,” jelasnya. Tidak hanya tugas dari pemerintah, namun masyarakat juga bisa berperan dalam masalah tersebut. ”Semua harus ikut memerangi terorisme dengan caranya sendiri,” paparnya. (jpnn)
Fakta Baru Penusuk 2 Anggota Brimob
Selasa 04-07-2017,08:23 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :