Sebanyak 300 mobile BTS (base transceiver station) dari seluruh operator seluler akan disebarkan di titik-titik rawan kemacetan mudik. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya gangguan komunikasi seluler selama masa mudik berlangsung.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan bahwa kelancaran telekomunikasi bergantung pada kelancaran transportasi. Dengan padatnya arus transportasi, layanan komunikasi pun rawan terganggu.
”Kalau macet, sistem tidak bermasalah pun, sinyal bisa macet karena semua menggunakan ponsel dalam waktu bersamaan,” kata Rudiantara pada konferensi pers di kantor Kemkominfo, Senin (19/6).
Itu karena setiap orang ingin mengabarkan kepada keluarganya di mana posisi mereka, atau sekadar online untuk menghabiskan waktu sembari menanti kemacetan terurai.
Ada dua jenis lokasi yang menjadi fokus penempatan BTS mobile. Pertama, kawasan blank spot di jalur-jalur tol fungsional maupun jalur alternatif di sekitar jalan nasional. Kedua, kawasan yang jaringannya normal, namun diprediksi terjadi peningkatan trafik penggunaan internet.
Karena trafik telekomunikasi bergantung pada trafik transportasi, Rudiantara akan memfokuskan menempatkan mobile BTS di daerah-daerah yang rawan macet. Seperti Brexit yang tahun lalu menjadi pusat kemacetan mudik. Jalan tol fungsional pun menjadi prioritas Kominfo. Berdasarkan pantauan lapangan, di beberapa titik, sinyal bisa sampai bagus di jaringan 4G. Tapi di beberapa titik lainnya, sinyal akan betul-betul hilang.
BTS-BTS itu sejak kemarin sudah berada di lokasi-lokasi yang ditentukan. Rencananya, seluruh BTS mobile akan ditempatkan sampai 20 Juli mendatang. Rudiantara menuturkan, mobile BTS memang akan ditempatkan di Pulau Jawa yang menjadi pusat dari traffic mudik. ’’Di luar Jawa Praktis tidak ada,’’ tuturnya.
Di Pulau Jawa pun, tidak semua titik akan ditempatkan mobile BTS. Menurut Rudiantara, fokus penempatan BTS hanya pada titik-titik kemacetan hingga Jawa Tengah. ”Karena setelah Jawa Tengah itu kan sudah terurai kemacetannya,” terang dia.
Selain menyiagakan mobile BTS, TelkomGroup juga menyiapkan posko untuk para pemudik. Sejak kemarin hingga 2 Juli mendatang, TelkomGroup mengoperasikan posko siaga selama 24 jam dengan melibatkan lebih dari 13 ribu personel. Monitoring jaringan dan layanan juga dilakukan selama 24 jam.
”Kami juga melakukan pengecekan langsung kekuatan sinyal, peninjauan BTS, serta infrstruktur dan alat produksi lainnya,” tutur Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin.
Dengan jumlah mobile BTS yang lebih banyak dan kesiapan BTS yang sudah baik, Rudiantara cukup yakin layanan transportasi nanti akan berjalan lancar tanpa gangguan berarti. Dia mengatakan, jumlah pemudik tahun ini memang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ”Namun, kenaikan terbesar di angkutan udara. Jadi, komunikasi di darat relatif aman,” kata Rudiantara.
Di luar itu, pihaknya juga menggandeng Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan operator seluler untuk mengecek titik-titik keberangkatan para pemudik. Baik di bandara, pelabuhan, stasiun KA, maupun terminal bus.
Pengecekan juga dilakukan di sejumlah kota seperti Jakarta, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar. ’’Bali penting karena trafiknya justru tinggi. Orang Jakarta yang tidak lebaran larinya ke Bali,’’ tambahnya. (byu/and/JPK)