Lebih rendahnya infali di Provinsi Aceh pada triwulan I tahun 2017 membuat pemerintah daerah tersebut mendapat apresiasi dari Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Apresiasi yang dituangkan dalam bentuk surat nomor 12/2/GBI-DR3/Srt/B itu disampaikan oleh mantan Menteri Keuangan itu melalui Kepala BI Perwakilan Aceh Ahmad Farid kepada Gubernur Aceh, Zaini Abdullah di Pendopo Gubernur Aceh, di Banda Aceh, Rabu (14/6).
Atas prestasi ini, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengucapkan terima kasih kepad aGubernur BI Agus Martowardojo. Apalagi sebelumnya Pemerintah Aceh juga mendapatkan penghargaan serupa karena mampu mengendalikan inflasi tahunan (year on year) Aceh sebesar 3,95 persen. “Alhamdulillah ini penghargaan kedua yang kita raih. Kita berharap apa yang sudah dicapai dapat dipertahankan,” kata Gubernur Aceh Zaini Abdullah usai menerima surat apresiasi sebagaimana yang dilansir Rakyat Aceh (Jawa Pos Group), Kamis (15/6).
Atas apresiasi ini Zaini mengajak kepada seluruh jajarannya untuk mempertahankan apa yang sudah dicapai. Apa yang telah dicapai harus dipertahankan. Kinerja kedepan harus lebih baik lagi, karena kalau salah sedikit saja, apa yang sudah kita dicapai bisa turun. Sementara Gubernur BI Agus Martowardojo dalam suratnya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kinerja Pemerintah Aceh yang telah berhasil mengendalikan inflasi triwulan I tahun 2017.
“Izinkan kami untuk menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan dan kerjasama Saudara beserta seluruh jajaran pemerintah daerah dalam mengawal upaya pengendaalian inflasi di Aceh,” ujar Gubernur BI dalam suratnya kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Disebutkan, inflasi Aceh pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 3,45 persen (year on year). Sementara inflasi nasional pada Maret 2017 tercatat 3,61% (year on year), merupakan inflasi terendah sejak 2011. “Pada Maret 2017 Provinsi Aceh mengalami deflasi 0,51 % (mtm) atau mengalami inflasi tahunan ke tahun sebesar 3,45% (yoy),” ujarnya.
Pencapaian inflasi Aceh, kata Gubernur BI, dipengaruhi oleh meredanya inflasi komponen bergejolak (Volatile Food) di tengah meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok komponen harga yang diatur pemerintah (administered prices).
Dijelaskan, komoditas penyumbang utama inflasi di Aceh antara lain adalah tarif listrik, rokok kretek filter, dan daging ayam ras sebagai akibat dari adanya kebijakan penyesuaaian tarif tenaga listrik (TTL) dan penyesesuain tarif cukai rokok. (slm/iil/JPG)