Pancaroba, Waspada DBD

Rabu 20-11-2019,08:39 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERPONG-Musim kemarau, tahun cukup panjang. Baru sebagian wilayah yang mulai memasuki musim penghujan. Selain cuaca ekstrem, yang harus diwaspadai pada musim pancaroba ini adalah, penyakit. Musim pancaroba rentan bagi kesehatan. Suhu udara yang bergerak secara cepat menjadi lembab atau dingin dapat memudahkan virus dan bakteri berkembang dengan cepat. Plt Direktur RSU Kota Tangsel dr Umi Kulsum mengatakan, penyakit yang muncul saat musim pancaroba tidak hanya menyerang anak-anak. Namun, juga orang dewasa. "Orang mudah jatuh sakit karena pergantian cuaca yang mengubah tekanan, komposisi, serta suhu udara," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (19/11). Dr Umi menambahkan, dalam musim pancaroba ada tiga penyakit yang harus diwaspadai dan kerap muncul. Yakni diare, infeksi saluran nafas akut (Ispa) dan demam berdarah dengue (DBD). Diare bisa terjadi kapan saja. Tapi. kondisi tersebut sering diakibatkan oleh virus dan bakteri yang terbawa angin dan melekat pada makanan yang kita santap. Makanan yang tidak bersih inilah yang dapat menimbulkan diare. Sehingga kita harus menjaga kebersihan diri dan mengetahui apa yang dikonsumsi. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan tidak makan di sembarang tempat. "Termasuk dengan istirahat yang cukup, olahraga teratur, menjaga kebersihan diri, dan melengkapi kebutuhan dengan mengonsumsi vitamin C," tambahnya. Selanjutnya penyakit ispa. Gejala penyakit ini dapat dikenali dengan demam, badan meriang, nyeri tenggorokan, batuk, serta ilek. Ispa terjadi karena infeksi virus, dan dapat disembuhkan dengan cepat apabila kita beristirahat dengan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Terakhir adalah penyakit DBD. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aegypti. "Genangan-genangan air yang ada pada musim pancaroba membuat nyamuk berkembang biak dengan cepat," tuturnya. Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni mengatakan, saat perubahan iklim biasanya akan banyak pasien yang datang dan berobat ke puskesmas maupun rumah sakit. "Musim pancaroba biasanya diikuti wabah-wabah penyakit, salah satunya DBD," ujarnya. Deden menambahkan, sudah mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan promosi dan edukasi kepada masyarakat. "Kita juga membentuk kelompok kerja operaional (pokjanal) DBD dengan program juru pemantau jentik (jumantik). Tahun ini tiap kecamatan harus memiliki pokjanal dan sebelumnya hanya ada di Kecamatan Pamulang," tambahnya. Pembentukan pokjanal DBD tersebut merupakan bagian dari antisipasi menghadapi musim pancaroba. Tentunya dengan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya, hal-hal yang mengikuti pancaroba DBD sehingga mudah dicegah. "Saya mengimbau masyarakat agar menjaga kesehatan dan lingkungan serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ini butuh kerjasama antara kecamatan, kelurahan, RT dan RW dan termasuk pemerintah," tuturnya. (bud)

Tags :
Kategori :

Terkait