Menjelang Lebaran, animo penukaran uang pecahan meningkat drastis. Terutama uang pecahan edisi NKRI tahun emisi 2016. Bank Indonesia (BI) Jawa Timur mengantisipasi kebutuhan uang menjelang Lebaran sebesar Rp 29,6 triliun. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Difi Ahmad Johansyah menyatakan, kebutuhan uang diperkirakan tumbuh 36,3 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Cuti bersama, pembayaran tunjangan hari raya, dan gaji pegawai berkontribusi terhadap peningkatan kebutuhan uang. ”Daya beli masyarakat meningkat dan itu mendorong peningkatan kebutuhan uang tunai,” kata Difi.
Tidak hanya memenuhi kebutuhan uang, BI juga melakukan penyeimbangan antara uang pecahan kecil (UPK) dan uang pecahan besar (UPB). Selain itu, BI berupaya memenuhi komposisi uang emisi lama layak edar dan uang emisi baru.
Koordinasi perbankan ditekankan untuk mengurangi risiko ketidakmampuan pemenuhan uang karena penarikan yang berlebihan. ”BI juga mendistribusikan uang ke berbagai daerah hingga pulau terluar di Jatim seperti Bawean dan Sapudi,” tutur Difi.
BI juga telah membuka 600 outlet penukaran uang di Jawa Timur. BI bekerja sama dengan bank BUMN, bank swasta, dan BPR. Penukaran uang dilayani sejak 6 Juni lalu dan berlangsung hingga 22 Juni mendatang. Penukaran uang di outlet tersebut hanya dilayani pada Selasa, Rabu, dan Kamis mulai pukul 10.00 hingga 12.00.
BI juga menggelar kas keliling di sejumlah tempat. Antara lain Lapangan Makodam Brawijaya, Jembatan Merah Plaza, Tugu Pahlawan, Genteng Kali, BG Junction, dan Armatim. ”Ada sebelas bank umum yang terlibat dalam kegiatan penukaran bersama,” jelasnya. Penukaran uang dibatasi maksimal Rp 3,7 juta per orang; terdiri atas uang pecahan Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, dan Rp 2.000. Kebutuhan uang di kantor perwakilan BI di Malang, Kediri, dan Jember diperkirakan meningkat 46,6 persen sehingga menjadi Rp 15,5 triliun.(res/c11/noe)