Ketua Umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia Dito Ariotedjo mengatakan bahwa Empat Pilar kebangsaan adalah konsensus yang tidak bisa di negosiasikan dan dipisahkan.
“Empt Pilar yang terdiri dari Pancasila, Kebhinekaan, NKRI dan Undang-Undang Dasar (UUD45) itu harga mati. Tidak bisa ditawar lagi,” tegas Dito dalam sambutannya pada acara seminar sehari Empat Pilar yang dilaksanakan di DPP Partai Golkar, Slipi Jakarta, Senin (12/06). Dito kemudian mencoba membedah satu per satu dari elemen empat pilar. Pertama Pancasila sebagai suatu Ideologi yang sudah disepakati semenjak Republik ini terbentuk.
“Pancasila harus tetap menjadi dasar kehidupan bernegara seluruh warga negara Indonesia, bukan ideologi lainya,” ujar Dito. Kedua, bhineka tunggal ika sebagai cara pandang bangsa ini dalam bersosialisasi dan menjaga satu sama lainnya. “Sebagai negara yang majemuk, Bhineka tunggal ika adalah landasan paling baik untuk bangsa ini,” tambah Dito.
Sementara itu terkait Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Undang-Undang Dasar, kata Dito hal itu merupakan pengikat keberagaman yang paling tepat dan pas bagi bangsa ini “NKRI, bentuk yang sempurna untuk Indonesia, sebuah wujud persatuan Indonesia seperti dalam sila ke 3 Pancasila dan UUD adalah aturan mainnya,” jelas Dito di depan 700 peserta acara itu.
Mewakili Pemuda Indonesia, Dito juga menyebutkan bahwa Empat Pilar sangat dibutuhkan terutama generasi penerus Bangsa ini. “Ini penting agar kaum muda tidak termakan arus liberalisasi asing, dan AMPI akan menjadi garis terdepan penjaga 4 pilar kebangsaan,” imbuh Dito.
Sebagai informasi, AMPI juga sedang sedang merumuskan langkah setelah sosialisasi 4 pilar ini agar Pancasila dapat dijadikan pedoman berkehidupan bagi para pelajar dan mahasiswa sesuai dengan eranya, yakni bergaya modern dan sesuai dengan kondisi kekinian. Dalam acara ini hadir juag Wakil Ketua MPR Mahyudin, Rambe Kamaruzzaman dan Bobby Rizaldi hadir sebagai Narasumber. (dms/JPG)