Awas Krisis Air Bersih, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan

Kamis 22-08-2019,06:53 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIPUTAT-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Klas II Kota Tangsel mengeluarkan surat peringatan dini kekeringan. Semua wilayah Provinsi Banten, termasuk Kota Tangsel telah memasuki musim kemarau. Kepala Stasiun Klimatologi Tangsel Sukasno mengatakan, diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan saat musim kemarau ini. "Berdasarkan analisis update 20 Agustus 2019, seluruh zona di Banten dan DKI Jakarta telah memasuki musim kemarau. Diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," ujarnya, Rabu (21/8). Sukasno menambahkan, berdasarkan data HTH hingga 20 Agustus 2019 menunjukkan jika sebagian besar wilayah Banten dan DKI Jakarta mengalami deret hari kering lebih dari 20 hari hingga lebih dari 60 hari. Prakiraan peluang curah hujan pada Agustus dan September 2019 menunjukkan bahwa beberapa daerah diperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20mm/dasarian) dengan peluang hingga lebih dari 90 persen pada. "Kedua kondisi ini memenuhi syarat untuk dikeluarkan peringatan dini," tambahnya. Masih menurutnya, dengan kondisi tersebut berdampak pada sektor pertanian yang menggunakan sistem tadah hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta. Berdampak pada pengurangan ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih. "Serta berdampak pada meningkatnya polusi udara di wilayah Banten dan DKI Jakarta," ungkapnya. Masih menurutnya, khusus di Kota Tangsel ada dua kecamatan yang berdasarkan rincian data dan peluang prakiraan curah hujan sangat rendah, yakni, Pondok Aren dan Serpong dengan status siaga. "Di Banten semua kabupaten kota berdampak dan yang paling banyak terjadi di Serang," jelasnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel Chaerudin mengatakan, sudah menerima laporan adanya kekeringan yang dialamai masyarakat. "Masyarakat yang tinggal di perumahan Pesona Serpong yang mengalami kekeringan," ujarnya. Terkait hal tersebut, BPBD telah mengambil langkah dengan mengirim air bersih yang bekerjasama dengan PDAM TKR Kabupaten Tangerang. Air diangkut menggunakan dua truk tanki milik Dinas Bangunan dan Penataan Ruang Kota Tangsel. Masing-masing truk bisa mengangkut sekitar 4000 liter air. Namun, tidak semua masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut terkena dampak kekeringan. Namun, hanya beberapa kepala keluarga (KK) saja. BMKG telah mengeluarkan surat peringatan dini kekeringan untuk Kecamatan Serpong dan Pondok Aren dan BPBD tetap antisipasi dan siap siaga. "BPBD hanya antisipasi dan diharapkan instansi terkait juga mendukung, terutama untuk mereka yang memiliki mobil tanki air," jelasnya. Dampak kekeringan menyebabkan turunnya debit air sungai Cisadane. Ini berdampak pada, suplai air ke dua perusahaan air minum. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng dan PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR). Karena, dari sungai itulah sumber air baku diambil. Direktur Utama PDAM TKR Rusdy Machmud mengatakan akibat kemarau panjang, memang berdampak pada berkurangnya sumber air baku dari sungai Cisadane. "Kemarau panjang memang berpengaruh pada bahan baku air. Kami sedang memikirkan langkah-langkah terbaik, agar kita tetap bisa melayani warga Kabupaten Tangerang," ujarnya. Kekeringan akibat musim kemarau terus meluas. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan menetapkan status awas. Peringatan ini berlaku untuk Kecamatan Cipondoh. Status kekeringan ini berdasarkan surat edaran BMKG per 20 Agustus. Wilayah Cipondoh salah satu wilayah yang masuk dalam status awas berdasarakan pengamatan BMKG. Menanggapi hal tersebut, Camat Cipondoh Rizal Ridhollah mengatakan, surat peringatan dini dari BMKG baru diterimanya. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada laporan dari warganya terkait kekeringan. "Untuk surat dari BMKG memang menyatakan wilayah Cipondoh sebagai wilayah yang harus diwaspadai masalah kekeringan di musim kemarau. Tetapi, memang saya belum mendapatkan laporan dari warga adanya kekeringan,"ujarnya saat dihubungi Tangerang Ekspres melalui telepon selularnya, Rabu (21/8). Rizal menambahkan, kalaupun ada kekeringan di wilayah Kecamatan Cipondoh, akan langsung melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang dan PDAM Tirta Benteng untuk meminta bantuan air bersih untuk warganya. "Dengan adanya surat tersebut, saya akan melakukan sosialisasi kepada seluruh lurah. Selain itu, saya akan koordinasi dengan PDAM untuk masalah air bersih dan juga BPBD. Tetapi, BPBD juga baru mengetahui jika ada surat dari BMKG ini,"paparnya. Sementara itu Kepala Bagian Humas PDAM Tirta Benteng Ichsan Sodikin mengungkapkan, jika ada warga yang membutuhkan air bersih, pihaknya akan siap menyedikannya. Dengan mengirimkannya menggunakan mobil tanki. "Kalau ada masyarakat yang membutuhkan air bersih bisa koordinasi dengan kelurahan dan juga kecamatan untuk nantinya akan kami kirimkan air bersih. Kami siap membantu masyarakat Kota Tangerang untuk bantuan air bersih,"ungkapnya. Ketika dikonfirmasi terkait kebenaran surat tersebut, BMKG Stasiun Giofisika Kota Tangerang membenarkan bahwa memang surat tersebut dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan. Kustita salah satu staff BMKG Stasiun Giofisika Kota Tangerang menuturkan, kondisi yang terjadi saat ini memang sesuai dengan surat dari BMKG. Di mana temperatur panas saat ini mencapai 34 derajat celsius. Itu terjadi pukul 12.00 WIB. "Kita di sini tugasnya mengawasi masalah gempa, tetapi memang kita juga ditugaskan untuk melakukan pemantuan temperatur suhu di Kota Tangerang. Dari hasil yang telah kami amati, pada siang hari Kota Tangerang bisa mencapai suhu 34 derajat celsius. Itu hanya sampai pukul 14.00 WIB setelah itu normal lagi," pungkasnya.(bud) (mg-9)

Tags :
Kategori :

Terkait