Pupuk Persatuan Lewat Zikir dan Tasyakuran

Selasa 13-08-2019,06:20 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIPUTAT-Pemkot Tangsel menggelar zikir dan tasyakuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia di Masjid Al-I'tishom, Balaikota setempat pada Jumat, (9/8). Kegiatan tasyakuran dan zikir ini dihadiri Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, Sekda Tangsel Muhamad, Kepala Kantor Kemenag Tangsel Abdul Rojak dan jemaah dari berbagai unsur di kota Tangsel. Pada kesempatan tersebut, Airin mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk bersyukur atas kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, di usianya yang ke 74 Indonesia harus terus memupuk persatuan dan persaudaraan. "Karena potensi besar kita dimulai dengan adanya rasa persatuan dan rasa persaudaraan sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Persaudaraanlah yang akan membawa negara kita maju. Menatap masa depan dengan optimisme,” ucapnya. Airin yakin semua permasalahan bangsa dapat diatasi sehingga cita-cita kemerdekaan yang dikumandangkan 74 tahun lalu bisa terwujud. "Wujud syukur terhadap pejuang kemerdekaan dengan mempererat persatuan dan kesatuan rakyat," ujarnya. Sementara Kepala Kantor Kemenag Tangsel, Abdul Rojak, mengatakan kemerdekaan adalah anugerah dan nikmat terbesar bagi Bangsa Indonesia. “Oleh karena itu, sebagai anak bangsa kita patut bersyukur dan mengingat bahwa kemerdekaan ini semata-mata karena takdir Allah SWT. Tugas kita adalah mendoakan para pahlawan yang telah berkorban untuk kemerdekaan Indonesia, kemudian mengisi kemerdekaan ini dengan bekerja, berkreasi, dan turut andil menjaga kemerdekaan ini dari perpecahan,” tegasnya. Acara Dzikir dan Tasyakuran HUT RI ke 74 ini diisi dengan ceramah Imam besar masjid Istiqlal Jakarta, Nasarudin Umar. Dalam tausiyahnya ia menjelaskan bahwa secara historis, kemerdekaan suatu bangsa dan Islam memiliki ikatan yang sangat erat. “Kemerdekaan dan Islam memiliki kaitan ketika Nabi Muhammad SAW ?membebaskan para budak belian. Dengan demikian Islam yang memulai sekaligus memperkenalkan arti kemerdekaan kepada dunia,” tuturnya. Hakikat sejati kemerdekaan dalam Islam , ujarnya, adalah merdeka secara lahir dan batin. Namun, kemerdekaan batilnah yang harus didapatkan setiap umat Islam. Sehingga, ketika batin itu sudah merasakan kemerdekaan, maka kemerdekaan-kemerdekaan lainnya akan mengikuti. "Kemerdekaan fisik itu sifatnya semu, karena yang paling penting itu kemerdekaan batin. Insyaallah, jika batinnya merdeka yang lainnya akan lebih mudah mendapatkan kemerdekaan,” tutupnya. (hms)

Tags :
Kategori :

Terkait