SERANG - Menjelang hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah, Dinas Pertanian Kelautan dan Peternakan (DPKP) Kota Serang memeriksa kesehatan hewan kurban di sejumlah pedagang di Kota Serang. Salah satunya, di Jalan Ki Ajurum, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Kamis (1/8). Kepala DPKP Kota Serang, Edinata Sukarya mengatakan, pemeriksaan hewan kurban itu baru dimulai dan akan terus dilakukan hingga mendekati Idul Adha. Sehingga hewan-hewan yang dijual oleh para pedagang terjaga kesehatannya dan layak untuk dijadikan kurban. "Tapi kalau yang memang kelihatannya tidak sehat, kami langsung pisahkan. Kalau di tahun lalu, ada sekitar 63 hewan kurban yang terkena penyakit dan tidak layak dijual. Sedangkan untuk di tahun ini kami belum memiliki data, masih berjalan, kan baru mulai," ujarnya kepada awak media saat ditemui di lokasi pemeriksaan. Meski demikian, kata Edinata, pihaknya harus mengetahui darimana asal usul hewan-hewan tersebut, seperti domba, sapi, dan kerbau. Karena biasanyaapabila didatangkan dari luar daerah, hewan itu mengalami flu karena kelelahan atau cuaca yang berbeda dari tempat asalnya. "Yang jelas harus tahu asal usul hewan kurban ini darimana. Karena kan kalau dari luar daerah biasanya suka berbeda, dikhawatirkan akan ada penyakit bawaan," katanya. Edinata juga mengatakan, tidak hanya hewan kurban yang diperhatikan tapi lapak si pedagang pun harus sesuai dengan ketentuan. Jangan sampai hewan kurban yang tadinya sehat menjadi sakit akibat tempatnya yang kotor dan tidak layak. "Yang harus diperhatikan itu tempatnya yang memenuhi syarat, seperti bersih dan tidak lembab. Kemudian dari sisi makanan juga harus diperhatikan jangan sampai nanti timbul penyakit seperti antraks itu kan berbahaya," ujarnya. Dalam pemeriksaan kesehatan hewan kurban, Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan dan Veteriner DPKP Kota Serang Ratna mengatakan ada dua ekor domba yang mengalami flu akibat cuaca dan tidak ditemukan adanya penyakit serius lainnya. "Jadi kondisinya agak lemah. Akan tetapi tidak ditemukan penyakit yang serius. Dan kami melakukan penyuntikan pada seekor domba, itu bukan antibiotik, hanya vitamin," katanya. Ia menjelaskan, pihaknya mengecek di lapangan ada satu ekor domba yang mengalami kelainan kulit di bagian tubuhnya. Akan tetapi, itu hanya sakit ringan yang bisa diobati dan tidak menularkan penyakit lainnya. Namun tetap saja, domba tersebut tidak diperbolehkan untuk dijual. Karena dikhawatirkan timbul penyakit atau keluhan pada yang mengonsumsinya. "Ada yang sakit kulit, memang seharusnya tidak diperbolehkan untuk dijual. Tapi ini hanya sakit ringan. Jadi di sini, kami mengantisipasi penyakit-penyakit yang berbahaya dan serius, yang sifatnya bisa menular ke manusia," ucapnya. Ia juga mendapati dua ekor sapi perah yang berasal dari luar daerah Banten. Sehingga pihaknya akan melakukan tindakan bersama Balai Veteriner Provinsi Banten untuk memeriksa darah dari kedua sapi tersebut. Meski terlihat sehat dan cerah namun tetap dikhawatirkan adanya penyakit brucellosis yang mengakibatkan keguguran pada sapi betina. "Karena wilayah Banten ini sudah bebas dari brucellosis atau penyakit keguguran pada sapi. Jadi kami meminta kepada Balai Veteriner Banten untuk mengecek darah sapi-sapi ini. Karena dua ekor sapi ini didatangkan dari luar Banten. Jadi nanti sapi ini dicek darahnya, agar wilayah Banten, khususnya Kota Serang tetap terbebas dari brucellosis," ujarnya. (mg-04/tnt)
Waspadai Penyakit Bawaan pada Hewan Kurban
Jumat 02-08-2019,04:19 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :