Kreativitas menjadi salah satu kunci utama berbisnis. Mampu melihat sesuatu yang unik lalu dijadikan sebagai peluang untuk berbisnis dilakukan Aini Hanifa dalam mengembangkan Talky Pillow. Tak hanya diminati pembeli dari Indonesia, bantal yang bisa ’’berbicara’’ ini juga diminati konsumen dari Singapura, Malaysia, Thailand, Arab Saudi, serta sejumlah negara lain di Asia dan Eropa. Desain yang ditonjolkan Talky Pillow adalah minimalis dan bergaya rustic. Bentuknya yang unik bahkan menarik minat aktor Rio Dewanto untuk berkolaborasi dalam proyek Filosofi Kopi. Awalnya, Aini yang menjabat ketua di organisasi Surabaya Youth mengadakan Surabaya Youth Carnival yang bekerja sama dengan Rio Dewanto pada 2015. ’’Kami memberikan Talky Pillow sebagai merchandise kepada Rio Dewanto. Bentuknya bantal dengan ilustrasi mukanya,’’ tutur Aini di workshop Talky Pillow di kawasan Keputih, Surabaya. Ide desainnya masih berasal dari tim Filosofi Kopi, sedangkan produksi dilakukan Talky Pillow. ’’Produk itu dijual di situs Filosofi Kopi dan didisplai di kedai kopi mereka hingga sekarang,’’ ujar Aini. Hasil kolaborasi tersebut mampu melejitkan bisnis yang dirintis dengan modal Rp 200 ribu itu ke masyarakat luas. Aini merintis Talky Pillow sejak masih duduk di semester V Jurusan Desain Grafis Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Yakni, berawal dari tugas kuliah membuat produk desain grafis bernilai jual. Ketika mayoritas temannya memilih membuat furnitur, gadis 25 tahun tersebut membuat bantal. Alasannya simpel, dia suka membawa bantal ke mana-mana dan mampu menjahit. ’’Biayanya juga murah, tak semahal membuat furnitur atau kabinet,’’ ujarnya. Tak disangka, banyak yang suka dengan bantal bertulisan inspiratif atau gambar personal itu. Pemasaran bantal dari kain kanvas satu warna tersebut cukup sederhana, hanya melalui media sosial serta dari mulut ke mulut. ’’Peminatnya cukup banyak karena di pasaran hanya ada bantal katun dengan desain pola atau corak warna-warni,’’ ungkapnya. Kini Talky Pillow mengembangkan bantal berbahan katun dengan pola-pola tertentu. Hobi Aini mengoleksi quote atau kata-kata inspiratif pun dituangkan dalam desain Talky Pillow. ’’Eksplorasi juga di internet,’’ tuturnya. Awalnya, Talky Pillow hanya menerima pesanan secara customs. Seiring berjalannya waktu, dara kelahiran Prancis tersebut kewalahan jika harus menerima pesanan satu per satu. Lantas dibuatlah produk bersifat ready stock yang dijual di enam stockist di Surabaya, Bali, dan Jogjakarta. Produk ready stock itu dipilih karena menjadi best seller. Baik untuk kategori quote, produk berpola, couple, maupun abjad. Sejak 2016, Aini juga membuat isian bantal setelah sebelumnya hanya membeli di Pusat Grosir Surabaya (PGS). Keuntungannya, pilihan ukuran bantal yang digunakan pun semakin beragam. Dirintis dari kamar pribadinya, kini Aini memindahkan tempat pembuatan Talky Pillow ke workshop yang sekaligus menjadi toko berkonsep home and living store. Dalam sebulan, Aini rata-rata menerima pesanan bantal custom 150–200 pieces serta produk ready stock sekitar 120 pieces. Aini dibantu lima rekannya dalam desain hingga pemasaran. Meski merambah luar negeri, separo dari pesanan custom berasal dari Jakarta, lantas Bandung, dan kota-kota lain.
Start-Up Aini Hanifa dan Talky Pillow yang Keliling Dunia
Rabu 07-06-2017,06:54 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :