SERPONG-Anak Eka Susrama kecewa berat. Anaknya sudah belajar keras agar lulus SMP dengan nilai tinggi. Agar bisa bersekolah di SMAN 2 Kota Tangsel. Berhasil. Nilai ujian nasionalnya 38. Namun, tak bisa masuk sekolah impiannya. Ganjalannya adalah sistem zonasi. Jarak dari rumahnya, Giri Loka, BSD, Serpong ke SMAN2, 6 kilometer. Itu di luar zona sekolah itu. "Sistem zonasi tidak adil. Karena anak saya lulus dengan nilai UN 38. Jarak rumah saya dengan SMAN 2 Tangsel 6 kilometer. Anak saya tidak bisa masuk ke SMAN 2 karena berada di luar zona," ujarnya. Eka menambahkan, sistem PPDB harus diperbaiki. Agar anak-anak yang memiliki nilai bagus tetap bisa masuk sekolah yang telah lama diidam-idamkan. Apalagi, sekolah tersebut menjadi favorit semua siswa. "Saya berharap persentase atau kuota bagi jalur prestasi atau nilai ditambah, sehingga bisa mengakomodir anak-anak yang berprestasi," tuturnya. Tahun ini, untuk kuota jalur prestasi hanya 5 persen. Eka meminta kuotanya ditambah 20 persen. Agar anak-anak lulusan SMP dengan nilai tinggi, bisa memilih ke sekolah yang diinginkannya, tanpa terikat aturan zonasi. Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy sudah mendengar keluhan itu. Di Kota Tangsel, SMAN 2 memang menjadi sekolah favorit. Bayak yang mendaftar. Keluhan yang diterimannya, terkait dengan nilai ujian nasional yang tidak dijadikan patokan untuk bisa diterima. Tapi lebih kepada zonasi atau kedekatan jarak rumah dengan sekolah. "Keluhan yang saya terima dari orang tua, karena anaknya sudah bekerja keras dan memiliki nilai sangat baik untuk bisa masuk SMAN 2 Kota Tangsel, padahal jaraknya sekitar 6 km dan ini jauh dari zonasi. Anak itu tidak punya peluang masuk SMAN 2," jelasnya saat memantau proses pendaftaran di SMAN 3 Kota Tangsel, Selasa (18/6). Menanggapi keluhan masyarakat tersebut, pemprov akan mengkaji bersama Dindikbud. Ada waktu dua hari untuk rekonsiliasi dan bisa dinaikkan dari 5 persen menjadi 20 persen untuk jalur prestasi. "Aturan Permendikbud 5 persen untuk jalur prestasi dan akan kita evaluasi dan bila memungkinkan akan kita naikkan menjadi 20 persen," ungkapnya. Andika didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten E.Kosasih Samanhudi saat di SMAN 3. Andika mengatakan, pendaftaran PPDB online tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun ini dipastikan lebih mudah dan tidak sulit. "Tahun lalu pendaftaran PPDB semua dilakukan secara online. Tapi, tahun ini online hanya untuk men-download formulirnya saja," ujarnya, Selasa (18/6). Ia mengklaim tahun ini jauh lebih mudah. Mulai dari penomoran urut untuk pendaftaran, validasi data jarak rumah dengan google map untuk mengetahui jarak tempat tinggal dengan sekolah dan input data masing-masing. Ia tidak memungkiri dalam PPDB tahun ini juga ada keluhan-keluhan warga. Setiap daerah punya keluhan yang beda. Sementara itu, Kepala SMAN 2 Kota Tangsel Neng Nurhemah mengatakan, tahun ini sekolahnya memiliki kuota 432 orang. "Pendaftaran PPDB tahun ini yang melalui jalur prestasi hanya lima persen dan kalau bisa ditambah menjadi 20 persen agar siswa yang berprestasi bisa masuk," ujarnya. Neng menambahkan, DKI Jakarta dan Jawa Tengah menyediakan kuota 20 persen untuk jalur prestasi atau nilai. "Di Kota Tangsel saja untuk SMPN disiapkan 20 persen untuk jalur prestasi, saya berharap kuota untuk jalur prestasi SMAN juga ditambah," tuturnya.(bud)
Sistem Zonasi Mengubur Impian Anak Berprestasi, Orang Tua Siswa Minta Kuota Jalur Prestasi Ditambah
Rabu 19-06-2019,03:57 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :