Warga Keluhkan TPA Jatiwaringin

Selasa 28-05-2019,06:39 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

MAUK – Tempat pembuangan akhir (TPA) Jatiwaringin, di Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, menampung sampah rumah tangga masyarakat. Banyaknya sampah yang setiap hari dibuang di TPA tersebut, membuat sampah menjadi menggunung. Bukan hanya bau tak sedap yang dikeluhkan warga, sampah yang membusuk menjadi daya tarik bagi lalat berkembang biak bahkan sampai ke pemukiman warga sekitar. Sohibul Kahfi, Ketua RT 14/06, Desa Tanjakan Mekar menyebutkan, TPA Jatiwaringin beralamat di Desa Jatiwaringin, Mauk. Tapi, gunungan sampah itu lebih dekat ke warga pemukiman di Kampung Pulo Jungkel, Desa Tanjakan Mekar, Kecamatan Rajeg. “Jarak antara pemukiman kami ke TPA hanya sekitar 200 meter, sedangkan jarak tempat gunungan sampah itu ke warga pemukiman desa  lain lebih jauh,” jelas pria yang akrab disapa RT Sohib ini, di kediamannya kepada Tangerang Ekspres, Senin (27/5). Dengan begitu, ungkap Pak RT Sohib, banyak lalat berterbangan di rumah-rumah milik warga di Kampung Pulo Jungkel. Bahkan, lanjutnya, dia sudah terbiasa menikmati segelas kopi yang sudah bercampur dengan lalat saat bersantai di rumahnya. Pak RT Sohih menuturkan, permasalahan lalat juga menganggu warga yang sedang menyelenggarakan resepsi pernikahan ataupun khitanan. Sebab, hidangan yang disajikan mudah dihinggapi lalat yang berterbangan, apabila makanan tidak menggunakan penutup. “Tentulah, hal itu mengganggu kenyamanan sanak keluarga yang hadir dalam acara tersebut, disamping kegiatan warga menyantap makanan setiap hari,” ucapnya. Disamping itu, ketika tertiup angin, dikatakan Pak RT Sohib, kepulan asap putih pekat dari TPA Jatiwaringin sering menyebar ke pemukiman warga. Akibatnya, Pak RT Sohib menyebutkan, sudah sejumlah warga mengalami permasalahan kesehatan pada saluran pernapasan. Di tempat terpisah, Sadiah, salah satu warga Perumahan Tanjakan Mekar City mengaku, menyesal membeli rumah dekat dengan TPA Jatiwaringin. Tapi, kata Sadiah, kediamannya itu adalah impian yang terkabul dia bersama suami, setelah lama tinggal mengontrak di Semanan, Jakarta. “Pas beli rumah ini, suami saya engga tahu kalau dekat dengan TPA Jatiwaringin,” tuturnya. Kedepan, Sadiah meminta, pemerintah dapat mengelola TPA Jatiwaringin dengan baik, agar masyarakat dapat bertempat tinggal, beraktifitas dan membesarkan anak-anak di lingkungan yang bersih dan sehat, tanpa asap sampah dari tempat tersebut. (zky/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait