Nama Ishak Chalie belakangan ini cukup sering muncul ke publik. Hal itu terkait dengan upayanya untuk mencarikan investor untuk membangun dermaga industri di Kota Medan, Sumatera Utara. Proyek itu disebut dengan Dermaga Industri Raksasa berskala global atau Port Estate (GIIPE) di Kota Medan, Sumatera Utara. Bahkan usahanya mencari calon investor itu hingga ke negeri tirai bambu, Tiongkok bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Lantas siapa sebetulnya Ishak Charlie ini?
Pengusaha asal Medan ini sudah puluhan tahun membangun kerajaan bisnisnya. Semua itu bermula dari sebuah perusahaan kecil, PT Anugrah Tambak Perkasindo, dengan beberapa karyawan dengan usaha tambak udang. Usaha yang dibangun sejak 1988 itu kini terus berkembang hingga kini Charlie memiliki 40 perusahaan yang puluhan ribu karyawan.
Kesuksesan usaha tambak itu ditunjukkan dengan areal tambaknya menjadi seluas 435 Ha. Bahkan pada 2002 perusahaan itu menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan nama PT Anugrah Tambak Perkasindo Tbk. Usaha pertambakan udang itu berlokasi usaha di Desa Pematang Lalang, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi yang strategis yang hanya berjarak 20 km dari pusat kota Medan.
Selanjutnya ayah dari tiga anak, Handoko Lie, Lydia Agustina Lie, dan Joko Lie itu, mengelola berbagai jenis perusahaan, mulai dari industri plastik, industri pulp & paper, palm oil, perkebunan sawit dan konstruksi yang tersebar di seluruh Indonesia. “Kadang kala kerja keras saja tak cukup. Sesekali perlu juga keberuntungan dalam usaha itu,” tutur Charlie yang memiliki nama asli Li Tjin Hak itu.
Pada 2003, Charlie berkolaborasi bersama PT Ciputra International membangun housing project Citra Garden Medan. Proyek itu menggunakan konsep perpaduan unik dari keanggunan klasik dan bakat modern menjadi ikon untuk Kota Medan.
Tak puas hanya sampai di situ, pada 2006, Ishak Charlie juga mendirikan perusahaan PT. Kurnia Tetap Mulia yang bergerak di bidang property dan membangun ikon baru kota Medan B&G Tower dan JW Marriott Hotel Medan setinggi 28 lantai. Gedung tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan gedung perkantoran dan juga hotel kelas dunia guna menunjang pariwisata di Sumut,khususnya kota Medan.
Pembangunan dan operasional gedung B&G Tower dan JW Marriott Medan menampung ribuan tenaga kerja baik lokal maupun asing. Hal ini memiliki dampak positif dalam membuka lapangan pekerjaan dan juga bagi pendapatan daerah, khususnya bagi kota Medan. “Saya ingin membangun usaha yang menyerap banyak tenaga kerja, sehingga usaha saya mampu mensejahterakan orang lain,” pungkas Ishak Charlie. (iil/JPG)