63 Atlet Jalani Pelatda Jangka Panjang

Jumat 02-06-2017,05:37 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banten mulai menyusun strategi jitu untuk meraih prestasi tertinggi pada multievent Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020. Strategi jitu dimulai dengan meluncurkan program pemusatan pelatihan daerah (Pelatda) Jangka Panjang 2017. Sebanyak 63 atlet dari 21 cabang olahraga (cabor) dipanggil untuk menjalani program Pelatda Jangka Panjang 2017. Program yang digagas KONI Banten tersebut resmi di launching pada Rabu (31/5) di Aula KONI Banten, Cipocok Jaya, Kota Serang. Ditemui usai acara, Ketua Umum KONI Banten, Rumiah Kartoredjo mengatakan, program Pelatda Jangka Panjang ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas atlet agar mampu bersaing dan meraih prestasi terbaik pada PON XX Papua 2020. "Kami melakukan persiapan dini untuk menghadapi PON XX agar prestasi Banten lebih cemerlang lagi di Bumi Cendrawasih. Kami sudah menapakkan pondasi pada PON XIX Jawa Barat 2016 dengan menduduki peringkat 13 atau naik delapan peringkat dari PON XVIII Riau 2012 yang bertengger di posisi 21. Di PON XX Papua 2020, Banten harus mampu menembus persaingan di posisi 10 besar. Ini lah tujuan utama digelarnya Pelatda Jangka Panjang," kata Rumiah kepada awak media di Sekretariat KONI Banten, Cipocok Jaya, Kota Serang, Rabu (31/5) sore. Mantan Kapolda Banten itu menambahkan, atlet yang dipanggil untuk menjalani program Pelatda Jangka Panjang sebagian besar merupakan atlet yang sukses meraih prestasi pada PON XIX Jawa Barat 2016. "Memang tidak semua atlet yang meraih medali pada PON lalu kami panggil. Ada juga atlet peraih medali pada PON lalu tidak kami panggil karena cabor atlet tersebut tidak masuk dalam daftar sementara cabor yang akan dipertandingkan pada PON XX Papua 2020. Dan ada juga atlet yang berprestasi pada PON lalu tidak dipanggil lantaran usianya sudah tidak memungkinkan tampil pada PON Papua. Akan tetapi, atlet-atlet yang tidak dipanggil tetap menjalani latihan di cabornya masing-masing. Kan Pengprov (pengurus provinsi) masih mendapat anggaran pembinaan," imbuhnya. Selain atlet prestasi pada PON XIX Jawa Barat 2016, beberapa atlet potensial juga dipanggil untuk menjalani program Pelatda Jangka Panjang. "Beberapa atlet potensial memang tidak tampil di PON lalu, tetapi mereka dipanggil Satlak Prima untuk bergabung ke Pelatnas SEA Games dan Asian Games. Ini menjadi atlet andalan juga. Selain itu, ada juga atlet yang juara di event kejuaraan nasional (kejurnas) yang resmi digelar pengurus besar (PB) masing-masing cabor dan kejuaraan resmi internasional mewakili Indonesia. Jadi tidak sembarangan atlet yang kami panggil," tegas Rumiah. Sementara itu, Komandan Satuan Tugas (Kasatgas) Pelatda jangka Panjang KONI Banten, AKBP Agus Rasyid menyatakan, mengingat pelaksanaan PON XX masih tiga tahun lagi, maka Satgas menerapkan sistem promosi degradasi bagi atlet penghuni Pelatda Jangka Panjang. "Kami akan intens melakukan monitoring untuk mengetahui perkembangan kualitas atlet selama menjalani pelatda. Kami punya sistem penilaian untuk mengetahui perkembangan kualitas atlet. Kalau dinilai menurun dari hasil penilaian Satgas, maka atlet tersebut akan dicoret atau didepak dari program Pelatda Jangka Panjang. Tidak hanya dalam latihan, hasil kejuaraan juga menjadi patokan penilaian. Ini kan masih tahap pertama, bisa saja dalam perjalanan atlet yang berada di luar pelatda dipanggil bergabung kalau kualitasnya dinilai lebih baik dari atet penghuni pelatda," ucapnya. Jumlah cabor dan atlet yang mengikuti program Pelatda Jangka Panjang masih bisa berubah seiring penetapan jumlah cabor resmi yang akan dipertandingkan pada PON XX Papua 2020. "Sementara kan baru 53 cabor yang akan dipertandingkan di Papua nanti. Seandainya nanti ada penambahan cabor, kita juga tidak tutup mata. Kalau ada atlet berprestasi dan potensial Banten di cabor tambahan nanti, kita akan segera panggil untuk mengikuti Pelatda Jangka Panjang," tandas Agus. (apw/rbnn)

Tags :
Kategori :

Terkait