TIGARAKSA-Sebanyak lima penyelenggara pemilihan umum di Kabupaten Tangerang wafat. Terdiri dari tiga orang linmas dan dua orang anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas sejak pencoblosan hingga rekapitulasi di tingkat kecamatan. Mereka meninggal dunia karena kelelahan. Di Banten, total ada 22 petugas KPPS yang meninggal dunia. Komisioner Divisi Hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang Wahyu Dian Mulya mengatakan, pada proses pemilu serentak jumlah petugas yang sakit 7 orang. “Yang meninggal ada lima orang. Kalau yang sakit ada kemungkinan jumlahnya bertambah,” ujarnya kepada Tangerang Ekpres, Minggu (28/4). Senada, Sekretaris KPU Wiily Patria mengatakan, terus melakukan inventarisir para petugas pemilu yang meninggal atau pun sakit. Sedangkan, para petugas yang meninggal dunia telah diberikan santunan berupa biaya penguburan yang bersumber dari anggaran internal. “Kita patungan dari komisioner dan sekretariat serta staf. Sedangkan untuk dana santunan dari kelembagaan pusat kita masih menunggu kepastiannya,” jelasnya. Untuk mencegah jatuhnya korban, KPU telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan, rumah sakit dan puskesmas untuk melakukan pengecekan kondisi kesehatan para petugas. “Untuk para petugas yang sakit kita akan jenguk mereka sebagai dukungan moral, kalau pembiyaan atau santunan kita masih nunggu arahan pusat,” ucapnya. Komisioner Banten Iim Rohimah mengatakan data sementara yang masuk, 22 orang penyelenggara pemilu meninggal dunia. Mereka kelelahan saat bertugas. Sementara itu, duka menyelimuti keluarga Sukrani. Anggota KPPS TPS 010, Desa Legok Sukamaju, Kecamatan Kemiri, itu meninggal dunia. Pria 58 tahun itu, sebelumnya sempat jatuh sakit setelah kelelahan menjadi KPPS. Ia meninggal dunia pada Sabtu, 27 April 2019. Suadah, istri Sukrani, menuturkan, suaminya sudah mempersiapkan kebutuhan pemilu sejak H-2 pencoblosan. Kebutuhan itu, sambungnya, mulai dari menyiapkan meja, tenda dan papan. Saat itu, dia melihat suaminya terlalu sibuk. “Sebab, beberapa anggota KPPS yang lain kerja di pabrik,” kata Suadah, di rumah duka, Kampung Legok Sukamaju RT 07/02, Desa Legok Sukamaju, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Minggu (28/4). Ibu enam anak ini menyebutkan, suaminya juga yang membawa meja-meja menggunakan gerobak dari sekolahan terdekat ke TPS 10. Setelah itu, suaminya menyiapkan segala kebutuhan di TPS. Hingga malam H-1, kata Suadah, suaminya lebih banyak disibukkan dengan mempersiapkan penyelenggaraan pencoblosan. Sebab, suaminya adalah KPPS yang sudah pengalaman. Saat Pemilu 2014 dan pilkada, suami selalu menjadi KPPS. Di pemilu kali ini, ia banyak membimbing anggota KPPS yang lain juga. Dengan demikian, suaminya bekerja lebih ekstra. Ia menyebutkan, suaminya mulai mengeluh sakit pada H+2 pencoblosan. Sukrani mengeluh seluruh badan pegal, pusing dan meriang. Selanjutnya, suaminya berobat ke klinik terdekat. Sepekan kemudian, Sukrani lebih banyak beristirahat akibat kelelahan. Lebih banyak tidur di rumah. Kata Suadah, suaminya sesekali mengeluh pegal-pegal dan sakit di bagian dada. Puncaknya, tutur Sukrani tidak sadarkan diri sekitar pukul 05.00 WIB pada Sabtu kemarin. Suadah berusaha membangunkannya. Tapi, suaminya tetap tidak sadarkan diri. Sontak, ia berteriak memanggil anak-anaknya. Lalu, lanjut Suadah, suaminya dibawa ke klinik di sekitar rumah. Namun, karena klinik itu tidak memiliki peralatan kesehatan yang dibutuhkan, maka suaminya diminta dibawa ke klinik yang memiliki peralatan kesehatan yang lebih lengkap di Kecamatan Kronjo. “Sampai ke klinik di Kronjo, bapak diberikan oksigen. Tapi, tidak lama kemudian, dokter bilang suami saya sudah meninggal,” kenangnya, dengan mata sedikit berkaca-kaca. Di tempat terpisah, Sutisna, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kemiri mengatakan, proses pemungutan suara mulai pukul 07.00 sampai 13.00 WIB di seluruh TPS pada Rabu 17 April. Kemudian, di TPS 10 proses penghitungan suara selesai sekitar pukul 21.00 WIB. Berikutnya, proses rekapitulasi selesai sekitar Kamis subuh. “Kata keluarga Sukrani, anggota KPPS TPS 10 itu jatuh sakit setelah kelelahan bertugas. Hingga akhirnya meninggal dunia pada Sabtu kemarin” singkat pria yang akrab disapa Entis ini, saat dikonfirmasi Tangerang Ekspres. (mg-10/zky)
Di Kab.Tangerang, 5 KPPS Wafat, Total di Banten 22 orang
Senin 29-04-2019,09:05 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :