PHNOM PENH-11 Agustus 2018. Memori di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo itu terasa begitu manis. Timnas U-16 meraih prestasi yang sangat menyegarkan karena keberhasilan mengalahkan Thailand pada final AFF U-16 2018. Sepakbola Indonesia memang berkelindan dengan kekeringan prestasi yang dahsyat. Kita tak pernah juara sejak turnamen tersebut kali pertama digelar pada 2002. Untuk kejuaraan level junior regional, itulah trofi kedua Indonesia setelah berjaya pada Piala AFF U-19 2013. Uniknya, dua gelar itu lahir lewat adu penalti dan semuanya terjadi di Sidoarjo. Besok (26/2), Indonesia akan mencoba untuk membawa pulang piala AFF ketiga dari luar negeri, melalui turnamen yang vakum sejak 14 tahun terakhir, AFF U-22. Pada partai puncak yang berlangsung di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Garuda Muda akan menghadapi Thailand. Kemarin, Indonesia melaju ke final setelah mengalahkan Vietnam dengan skor 1-0. Sedangkan Thailand lolos via kemenangan adu penalti 5-3 (0-0) atas tuan rumah Kamboja. "Ini adalah pertandingan yang sangat sulit. Pertandingan berakhir imbang dan para pemain sudah sangat kelelahan. Dua hari tim kami bermain bagus. Hanya dalam 30 menit terakhir tidak berjalan baik. Tapi yang paling penting kami bisa lolos ke final," kata pelatih Thailand Alexandre Gama. Indonesia sendiri harus menjalani laga yang keras pada semifinal pertama. Ada delapan kartu kuning yang dikeluarkan oleh wasit asal Myanmar Thant Zin Oo. Enam untuk Indonesia dan dua untuk Vietnam. Itu merupakan jumlah kartu kuning terbanyak yang terjadi selama turnamen ini berlangsung. Indonesia lolos ke final lewat satu-satunya gol tendangan bebas M. Luthfi Kamal pada menit ke-69. Pelatih Timnas U-22 Indra Sjafri mengatakan pertandingan memang berjalan dengan keras. Namun, dia tampaknya cukup tenang meskipun setengah dari timnya mendapat kartu. "Tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Karena tidak ada akumulasi dan pertandingan hanya tinggal satu kali. Yang paling penting untuk selanjutnya adalah suporter Indonesia bisa datang ke Kamboja dan memperbanyak salah tahajud," kata Indra. "Saya pikir pertandingan ini cukup menarik. Kami tahu Vietnam memiliki waktu istirahat dua hari. Kami merespons dengan cepat. Secara keseluruhan kami bermain kurang maksimal. Alhamdulillah terjadi gol yang sangat berharga. Terkahir, kami ingin bawa pulang Piala AFF," kata mantan pelatih Bali United itu. Pertandingan memang berjalan dengan ketat dan menegangkan. Tercatat ada 42 kali pelanggaran (Indonesia 24 kali, Vietnam 18 kali). "Secara keseluruhan pertandingan seketat ini bisa saja wasit membuat kekeliruan," kata Indra. Di sisi lain, pelatih Vietnam Nguyen Quoc Tuan terlihat sangat jengkel dengan kekalahan kemarin. Saat pertandingan, wasit terlihat beberapa kali meminta ofisial Vietnam untuk tenang. Sebab, mereka kerap melakukan protes hingga keluar dari arena yang diperbolehkan. Kekesalan Nguyen masih berlanjut saat sesi jumpa pers paska pertandingan. Dengan muka masam, dia langsung mengomentari kinerja wasit. "Ini adalah pertandingan semifinal yang tidak mudah dan saya tahu itu. Tapi menurut saya wasit tidak bagus,'' semburnya. "Tapi Indonesia bertarung dengan keras,'' imbuhnya. (gil/nur)
Vietnam vs Indonesia (0-1) Di Final, Garuda Muda Hadapi Thailand
Senin 25-02-2019,06:48 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :