Selama 2019 BBM Tak Akan Naik, Jika Nilai ICP Tak Melebihi USD 70 Per Barel

Kamis 21-02-2019,05:00 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-Harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan naik hingga akhir 2019 jika nilai Indonesia Crude Price (ICP) tak melebihi USD 70 per barel. Menurut Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal, alokasi anggaran untuk BBM bersubsidi dalam APBN 2019 menggunakan asumsi ICP USD 70 per barel. "Jika harga minyak mendekati USD 70 per barel, harga BBM masih bisa ditahan karena kemungkinan bisa sesuai dengan pagu yang ditetapkan,’’ ujar Faisal, Selasa (19/2). Saat ini harga minyak dunia memang turun. Jenis brent sekitar USD 66,37 per barel pada Selasa (19/2). Angka tersebut turun dibandingkan dengan rata-rata harga brent sepanjang 2018 mencapai USD 71,13 per barel. ’’Harga minyak dunia turun sejak November 2018, dari USD 80 per barel sampai sempat drop menjadi USD 50 per barel pada awal tahun,’’ imbuh Faisal. Penurunan drastis harga minyak dunia pada awal tahun disebabkan pasokan yang berlimpah dari Amerika Serikat. “Namun, OPEC yang dipimpin Arab Saudi sepakat memangkas produksi minyak secara signifikan sehingga ada potensi kenaikan harga kembali,’’ kata Faisal. Dia memperkirakan subsidi yang dianggarkan pada APBN 2019 untuk BBM dan LPG menjadi Rp100,65 triliun. Tahun lalu subsidi BBM membengkak dari alokasi APBN 2018. Dalam APBN 2018, subsidi BBM mencapai Rp9,305 triliun. Realisasinya membengkak 417,7 persen menjadi Rp 38,87 triliun. Waktu itu asumsi ICP yang digunakan USD 48 per barel. Sementara itu, rata-rata harga minyak jenis brent sepanjang tahun lalu tembus USD 71,13 per barel. ’’Akan tetapi, jika ICP di atas USD 70 per barel, alokasi subsidi BBM tidak akan cukup,’’ tutur Faisal. Menurut dia, pemerintah bisa mempertimbangkan dua hal. Yakni, menahan harga BBM dengan menambah anggaran subsidi atau menaikkan harga BBM bersubsidi. Saat ini harga BBM bersubsidi atau solar Rp 5.150 per liter. Pemerintah telah menambah anggaran subsidi solar dari Rp 500 per liter menjadi Rp 2.000 per liter. Tambahan tersebut dilakukan seiring dengan kenaikan harga minyak dunia dan upaya pemerintah menahan harga solar bersubsidi. Pemerintah menyatakan, meski harus menambal subsidi BBM, ada tambahan pendapatan dari sektor hulu migas. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, investasi hulu migas di Indonesia masih menarik meskipun harga minyak saat ini menyentuh USD 60 per barel. "Untuk Indonesia, harga brent USD 60 masih ada margin,’’ ujar Arcandra. (jpc)

Tags :
Kategori :

Terkait