JAKARTA – Indonesia Masters 2019 bergulir mulai hari ini di Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta. Tahun lalu, kita mencuri gelar di dua nomor. Yakni tunggal putra (Anthony Sinisuka Ginting) dan ganda putra, lewat Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Bagaimana tahun ini? PP PBSI sebenarnya hanya mematok satu gelar. Namun, jika melihat hasil drawing, kans untuk mengulang prestasi tahun lalu cukup terbuka. Setidaknya dari nomor-nomor ganda. Marcus/Kevin kembali menjadi andalan. Mereka sudah kembali ke form terbaiknya. Baru dua hari yang lalu (20/1) ganda putra terbaik dunia itu menjuarai Malaysia Masters. Dengan penampilan yang solid. Jika semua berjalan sesuai skenario, Marcus/Kevin baru bertemu lawan sepadan di perempat final. Mereka bisa bertemu Fajar Alfian/M. Rian Ardianto. Namun, saat ini pasangan berjuluk Minions itu sedang sangat termotivasi. Mereka memburu gelar juara back-to-back. ''Siapa yang tidak ingin menang lagi? Apalagi jadi tuan rumah,'' ucap Marcus. Sebaliknya, Fajar/Rian saat ini sedang berusaha menemukan kembali winning form mereka. Tahun lalu, mereka membawa pulang dua gelar dari turnamen Super 300. Plus perak Asian Games 2018. Namun, awal tahun ini, kualitas itu tidak terlihat. Pada Malaysia Masters pekan lalu, pasangan peringkat 7 dunia itu terhenti di 16 besar. ''Kami sedang mencari solusi permasalahan di lapangan,'' aku Rian, dalam konferensi pers kemarin. ''Pada poin-poin kritis, kalau sedang unggul, kami belum bisa menyelesaikan. Ini yang masih saya dan Fajar cari, bagaimana caranya bisa game (menang, Red). Kadang sudah unggul jadi kalah. Di game kedua jadi hilang permainannya,'' beber pemain 22 tahun tersebut. Selain ganda putra, sektor ganda putri juga sedang optimistis. Kita boleh berharap Greysia Polii/Apriyani Rahayu memperbaiki torehan di Malaysia Masters. Minggu lalu, mereka menjadi runner-up. Jika perjalanan mereka lancar, kendala baru akan ditemui pada semifinal. Greys/Apri berpeluang kembali bertemu Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Pekan lalu, ganda putri nomor dua dunia itu dikalahkan di empat besar Malaysia Masters. Bagaimana dengan sektor tunggal? Ginting mengatakan sangat ingin mengulang capaian tahun lalu. Yakni juara. Tapi, itu pasti berat. Terutama jika melihat penampilannya di Malaysia Masters lalu. Dia kalah dua game langsung oleh Chen Long. Padahal, secara head to head, dia unggul. ''Yang utama saya ingin menikmati match per match dulu,'' ucap Ginting. Dia mengevaluasi habis-habisan pertandingan tersebut. Menurut dia, cara main Chen tidak banyak berubah. Dia jarang membuat kesalahan sendiri. Justru Ginting yang merasa strateginya belum tepat. ''Meskipun fisik dan mental bagus, tapi kalau strategi dan cara main nggak pas, sulit juga,'' curhat dia. Pada babak pertama besok, Ginting batal bertemu Tommy Sugiarto yang mundur dari turnamen. Gantinya, dia menghadapi Parupalli Kashyap asal India. Tunggal putri, sementara itu, kembali sulit diharapkan membuat kejutan. Langkah berat sudah menanti wakil Indonesia sejak babak pertama. Gregoria Mariska Tunjung dinanti dengan Aya Ohori (Jepang), dan Fitriani bertemu Line Højmark Kjaersfeldt asal Denmark. Gregoria pernah mengalahkan Ohori. Sedangkan Line, meski berperingkat 172 dunia, justru berpengalaman menaklukkan Fitriani. ''Pernah kalah jadi pengalaman berharga bagi saya. Yang penting fokus ambil poin demi poin,'' janji Fitriani. Pelatih pelatnas tunggal putri Minarti Timur tetap mengungkapkan optimismenya. ''Peluang ada, apalagi bermain di rumah sendiri. Motivasi pasti lebih tinggi,'' tutur dia. (feb/gil/na)
Di Rumah Sendiri, Tak Berani Muluk-Muluk
Selasa 22-01-2019,05:27 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :